ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Media lagi-lagi mengklaim bahwa rudal AS telah menewaskan empat ‘militan’ di wilayah perbatasan Pakistan pada hari Kamis (7/10/2010). Hal ini dinilai semakin menambah ketegangan hubungan antara Pakistan dan AS dalam agenda perang melawan teror setelah serangan udara NATO mematikan pekan lalu.
Para pejabat keamanan mengatakan, pesawat tak berawak AS menembakkan dua rudal di sebuah kompleks militan di daerah Waziristan Utara, menewaskan empat militan dan melukai dua orang lainnya.
Serangan rudal telah mencapai rekor tertinggi dalam satu bulan terakhir, menewaskan lebih dari 150 orang sejak tanggal 3 September.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan sebelumnya mengatakan “tidak ada pembenaran” bagi serangan pesawat tanpa awak As di negerinya.
“Kami yakin bahwa serangan ini kontra-produktif dan juga merupakan pelanggaran atas kedaulatan kami,” kata Abdul Basit pada wartawan, “kami berharap bahwa AS akan kembali meninjau kebijakannya ini.”
Basit mengatakan serangan semacam itu tidak akan menggagalkan terorisme, yang ada justru merusak upaya untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat, “yang merupakan bagian dari strategi kami melawan militan dan teroris.”
Amerika Serikat telah meluncurkan 27 serangan udara sejak tanggal 3 September, dan lebih dari 1.100 orang tewas dalam 143 serangan sejak kampanye dimulai pada bulan Agustus 2008.
Para pejabat di Washington mengklaim serangannya telah membunuh sejumlah target bernilai tinggi termasuk mantan pimpinan Taliban Pakistan Baitullah Mehsud.
Karena serangan itulah, duta besar Pakistan di Washington, Hussein Haqqani, mengatakan kepada BBC bahwa badan intelijen menemukan sebuah rencana ‘teroris’ untuk menyerang beberapa sasaran di Eropa.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Pakistan Anne Patterson dan pejabat tinggi militer AS Laksamana Mike Mullen telah mencoba memperbaiki hubungan publik yang rusak akibat serangan helikopter lintas perbatasan NATO Kamis.
“Kami menyampaikan permohonan maaf kami yang terdalam ke Pakistan dan keluarga korban yang tewas dan terluka,” kata Patterson dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam.
Dalam sebuah surat kepada kepala tentara Pakistan, Jenderal Ashfaq Kayani, Mullen pada hari Kamis mengatakan militer AS menganggap insiden ini sebagai kesalahan yang “sangat serius” dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga tentara yang tewas.
Mullen mengatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan atas insiden ini dengan cermat agar “terulangnya tragedi seperti ini bisa dihindari.” (althaf/arrahmah.com)