GAZA (Arrahmah.id) – Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah di Gaza tengah, salah satu dari empat rumah sakit yang masih berfungsi di Jalur Gaza, dimasukkan dalam perintah evakuasi ‘Israel’, pemerintah kota Deir al-Balah mengumumkan pada Senin (26/8/2024). Kementerian kesehatan Palestina yang berpusat di Gaza mengatakan bahwa rumah sakit tersebut terus beroperasi hingga Senin sore waktu setempat, meskipun ada perintah evakuasi ‘Israel’, dan meskipun pasukan ‘Israel’ berada tak jauh dari rumah sakit tersebut.
Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa adalah satu-satunya rumah sakit yang beroperasi di provinsi tengah Deir al-Balah yang penuh sesak, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina terkonsentrasi karena banyaknya pengungsi yang melarikan diri dari pengeboman ‘Israel’. Saat ini, rumah sakit tersebut merawat sekitar 100 pasien.
Tentara ‘Israel’ telah mengurangi wilayah yang telah ditetapkan sebagai “zona aman” menjadi kurang dari 25 kilometer persegi, sehingga mendorong lebih banyak orang ke pusat kota Deir al-Balah yang sudah padat penduduk dengan kondisi sanitasi yang sangat buruk.
Sementara itu, Human Rights Watch mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki pelanggaran ‘Israel’ terhadap staf medis dalam sebuah pernyataan pada Senin (26/8). Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, ‘Israel’ telah menewaskan sekitar 500 petugas kesehatan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Dalam konteks yang sama, persatuan kotamadya di Gaza utara mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada Senin (26/8), bahwa “Jalur Gaza kekurangan layanan paling mendasar di tengah bencana lingkungan yang serius.”
Pernyataan itu disampaikan oleh sekelompok perwakilan kotamadya yang berbicara kepada media di pusat Jabalia di Jalur Gaza utara. Menurut pernyataan mereka, ‘Israel’ telah menghancurkan lebih dari 1,5 juta meter persegi jalan dan jalan raya, 35 sumur air, lima pompa air limbah utama, 200.000 meter jaringan pipa air, 100.000 meter jaringan pipa limbah, 5.000 meter jaringan pipa drainase hujan, 57 pembangkit listrik yang digunakan untuk mengoperasikan sumur dan pompa limbah, dan sekitar 95% mesin dan peralatan kota yang digunakan untuk pengumpulan sampah dan pekerjaan umum.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa sebagian besar fasilitas kota di sekitar 37 gedung juga dihancurkan oleh pasukan ‘Israel’, selain 15 taman umum dan pabrik desalinasi air utama yang dulu melayani seluruh wilayah utara Jalur Gaza. Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa pasukan ‘Israel’ telah menghancurkan 45.000 unit hunian di wilayah utara, yang menyebabkan 75% penduduk kehilangan tempat tinggal. Pemerintah kota juga memperingatkan tentang banjir dan memburuknya kondisi sanitasi saat musim dingin mendekat karena rusaknya infrastruktur.
Para pejabat kota meminta masyarakat internasional untuk memberikan bantuan mendesak, terutama suku cadang, material rekonstruksi, dan peralatan mesin. Para pejabat meminta warga internasional untuk menekan pemerintah masing-masing “agar menghentikan perang genosida dan penghancuran serta menyelamatkan sisa-sisa kehidupan manusia di Jalur Gaza.” (zarahamala/arrahmah.id)