GAZA (Arrahmah.id) – Israel membunuh 95 orang di Gaza sejak Subuh. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 506 warga Palestina, termasuk 200 anak-anak, telah tewas dan 909 lainnya cedera di daerah kantong itu sejak Israel menghancurkan gencatan senjata pada Selasa.
Relawan MER-C dr. Mea mengungkapkan para korban dari tiga lokasi mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Indonesia, Gaza.
“Kalau secara fisik kami Alhamdulillah Allah berikan kesehatan dan kekuatan buat Tim MER-C, tapi mungkin karena tadi malam waktu Gaza itu eh kami melihat langsung bagaimana jenazah akibat dari bom sebelum iftar tadi itu yang membuat kami sedikit agak terpukul. Tapi alhamdulillah Allah mulai pulihkan kembali jiwa-jiwa kami,” kata dr. Mea dalam Metro Hari Ini, Metro TV, Kamis (20/3/2025).
“Kondisi warga yang berdatangan ke Rumah Sakit Indonesia menjadi tumpuan korban-korban dari Beit Lahiya, Beit Hanoun, maupun dari Jabalia. Ledakan itu berada di tengah-tengah. Jadi warga dari Beit Lahiya dan Beit Hanoun berdatangan karena luka-luka yang mereka alami dari pengeboman tersebut,” tambahnya.
“Serangan tadi malam tepatnya Israel bisa disebutkan sebagai melanggar kesepakatan gencatan senjata. Ini sering dilakukan oleh Israel. Gencatan senjata mungkin secercah harapan karena yang tadinya dalam setahun mereka tidak bisa kembali ke rumah mereka di Gaza Utara, mereka sudah bisa kembali sudah bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Sudah bisa ke pasar, sudah bisa ke toko, dan bisa beraktivitas,” ungkapnya.
“Pada gencatan senjata kali ini warg Gaza mendapatkan blokade bantuan baik makanan obat-obatan ataupun barang-barang yang mereka sangat butuhkan. Sepertinya mereka sudah pada tahap ikhlas, pasrah. Karena sepertinya sudah lelah. Tidak ada sedikit pun kami mendengar teriakan-teriakan di rumah sakit. Hidup mereka saling menguatkan,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)