GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan “Israel” meninggalkan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza pada Senin (1/4/2024) setelah serangan mematikan selama dua pekan, meninggalkan sejumlah bangunan yang hancur dan mayat-mayat warga Palestina berserakan di tanah.
Ratusan orang, termasuk beberapa orang yang berlindung di rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum serangan “Israel” tersebut, bergegas kembali untuk memeriksa kerusakan dan mencari barang-barang.
Juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina Raed Al-Nems mengatakan kepada Al Jazeera bahwa banyak departemen di fasilitas medis tersebut “dibakar”.
“Semua laporan yang diterima dari Rumah Sakit Al-Shifa sungguh mengejutkan. Seluruh rumah sakit hancur total. Tidak bisa beroperasi sama sekali,” katanya.
Dia menambahkan bahwa beberapa staf medis dibunuh, disiksa, atau ditahan.
“Yang terpenting, mereka telah dikepung selama dua pekan tanpa pasokan medis atau bahkan makanan dan air,” kata Al-Nems.
Koresponden Al-Jazeera melaporkan bahwa, setelah penarikan tersebut, pasukan pendudukan “Israel” menuju ke selatan, ke daerah antara lingkungan Sheikh Ajlin dan Tal Al-Hawa.
GAZA GOVERNMENT MEDIA OFFICE (To Al-Jazeera): The Director General of the Government Media Office in Gaza told Al-Jazeera that he condemns the crime of destroying the Shifa Medical Complex and holds the Israeli occupation responsible for it.
FOLLOW OUR LIVE BLOG:… pic.twitter.com/cJbRmZhUmT
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) April 1, 2024
Koresponden mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa penarikan itu terjadi secara tiba-tiba dan bertepatan dengan tembakan tank ke arah bangunan tempat tinggal di sekitar kompleks medis.
Kantor media Gaza mengatakan pasukan “Israel” membunuh 400 warga Palestina di sekitar Al-Shifa, dan membuat fasilitas medis tersebut tidak berfungsi. Tidak ada tanggapan langsung dari “Israel”.
“Pendudukan menghancurkan dan membakar semua bangunan di dalam Kompleks Medis Al-Shifa. Mereka membuldoser halaman, mengubur puluhan jenazah syuhada di reruntuhan, mengubah tempat itu menjadi kuburan massal,” kata Ismail Al-Thawabta, direktur Rumah Sakit Al-Shifa.
“Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”
💔🇵🇸 The world’s “most moral army” did this to the Al-Shifa hospital!! pic.twitter.com/C9gsCqRLpy
— Jackson Hinkle 🇺🇸 (@jacksonhinklle) April 1, 2024
Tubuh Hangus dan Kehancuran
Rekaman yang diterbitkan oleh Al-Jazeera menunjukkan mayat warga Palestina hangus di jalanan dan jalan sekitar kompleks.
“Puluhan jenazah, beberapa di antaranya sudah membusuk, telah ditemukan di dalam dan sekitar kompleks medis Al-Shifa,” kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, seraya menambahkan bahwa rumah sakit tersebut sekarang “benar-benar tidak dapat digunakan lagi”.
Sumber-sumber medis mengonfirmasi bahwa ratusan mayat ditemukan di rumah sakit tersebut dan jalan-jalan di sekitarnya setelah penarikan pasukan pendudukan.
Sumber tersebut mengatakan bahwa pasukan pendudukan membakar beberapa bangunan rumah sakit, seraya menekankan bahwa tingkat kerusakannya sangat besar.
Selama penyerbuan tersebut, pasukan “Israel” dilaporkan melakukan beberapa eksekusi di dalam rumah sakit.
Selain itu, mereka menghalangi kedatangan tim bantuan dan perwakilan organisasi internasional ke wilayah tersebut untuk melaksanakan misi kemanusiaan atau operasi evakuasi.
Beberapa dokter dan warga sipil di Al-Shifa mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 20 mayat yang telah ditemukan, beberapa di antaranya tampaknya dibawa oleh kendaraan militer.
Beberapa ditemukan di dekat pintu masuk barat kompleks tersebut, yang digunakan tentara “Israel” saat berangkat dari halaman rumah sakit pada Senin (31/3).
“Mayat… Tank-tank itu menabrak mereka. Anak-anak. Orang-orang yang tidak bersalah. Warga sipil tak bersenjata. Mereka [tentara] mendatangi mereka,” kata seorang saksi mata yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Seorang koresponden AFP melihat satu jenazah yang sudah membusuk dan terdapat bekas ban, meski tidak diketahui kapan jenazah tersebut terguling.
AFP telah meminta komentar dari militer “Israel”.
Militer “Israel” mengklaim telah membunuh atau menahan ratusan militan Hamas di wilayah Al-Shifa, menyita persenjataan dan dokumen intelijen, kehilangan dua tentara dalam pertempuran, namun berupaya mencegah kerugian terhadap warga sipil, pasien, atau petugas medis.
Hamas dan petugas medis menyangkal adanya kehadiran bersenjata di rumah sakit.
Mahkamah Internasional pada Januari menemukan bahwa “Israel” masuk akal telah melanggar Konvensi Genosida di Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)