JAKARTA (Arrahmah.com) – RPKAD (Relawan Penjaga Kemurnian Akidah dan Daulah) lewat pembinanya Ustadz Muhammad al Khaththtath memprotes aksi brutal polisi dalam menangani aksi demo warga masyarakat di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014).
Dirinya menyesalkan tindakan brutal itu. “Kami sesalkan tindakan anggota Bapak di bundaran air mancur yang melarang massa hadiri sidang MK secara damai.Bahkan polisi tembakkan gas air mata padahal massa tidak anarkis,” isi pesan pendek Ustadz Khaththath kepada Kapolri Sutarman yang diterima redaksi Kamis malam.
“Saya yang juga ikut merasakan pedasnya gas air mata dan melihat banyak pengunjuk rasa termasuk ibu-ibu yang jatuh dan terinjak-injak, dan ada yang pingsaan saat selamatkan diri dari serangan gas air mata yang ditembakkan polisi secara membabi buta,” tambah Ustadz Khaththath.
Para korban kebrutalan polisi, sebut Ustadz Khaththat, sangat takut, muka seperti terbakar pedih dan sangat sakit, mata tak bisa dibuka. “Ada ibu ketua rombongan jatuh dan terinjak-injak,” katanya.
Sementara pihak Polda Metro Jaya menyatakan sebanyak 46 orang pendemo di Bundaran Patung Kuda yang sempat menjalani perawatan di beberapa rumah sakit karena terkena tembakan gas air mata, terkilir, dan luka benturan pada kepala serta tubuh.
“Namun mereka sudah kembali pulang ke rumah,” kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Musyafak, di Jakarta, Kamis (21/8/2014), tulis Antara.
Musyafak menyebutkan jumlah pendemo yang terkena tembakan gas air mata terdiri dari tujuh orang di Rumah Sakit (RS) Tarakan, 26 orang di RS Budi Kemuliaan dan 13 orang di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Musyafak mengungkapkan berdasarkan keterangan 40 orang yang terkena gas air mata sudah diizinkan pulang, empat orang di RS Tarakan luka benturan di kepala dan badan dan dua orang dirawat di RSCM akibat keseleo pada kaki dan luka pada dahi.
Sedangkan seorang petugas Polres Metro Jakarta Pusat, Brigadir Polisi Giyanto, menjalani perawatan di Dokkes Polda Metro Jaya.
Pimpinan Polda Metro Jaya membantah petugas menggunakan senjata peluru karet atau tajam saat membubarkan aksi anarkis pendemo di Bundaran Patung Kuda.(azm/arrahmah.com)