TEHERAN (Arrahmah.com) – Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Senin (6/1/2020) tidak ada yang bisa mengancam bangsanya, menanggapi tweet dari Presiden AS Donald Trump di mana ia mengancam akan menyerang 52 situs di Iran.
“Mereka yang merujuk pada nomor 52 juga harus ingat angka 290. #IR655,” tweet Rouhani, merujuk pada 1988 yang menembak jatuh sebuah maskapai penerbangan Iran oleh kapal perang AS di mana 290 orang dilaporkan tewas. “Jangan pernah mengancam negara Iran.”
Rouhani menghadiri pemakaman negara komandan militer yang dibunuh Qassem Soleimani, yang terbunuh di Irak pekan lalu dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad yang diperintahkan oleh Trump.
Pembunuhan itu secara dramatis meningkatkan ketegangan ketika tokoh senior Iran bersumpah untuk menyerang sasaran militer AS sebagai tanggapan.
Menambah ketegangan, Iran mengumumkan pada Minggu (5/1) bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi batas-batas yang terkandung dalam perjanjian nuklir 2015.
Televisi pemerintah Iran mengutip pernyataan pemerintah Rouhani yang mengatakan negara itu tidak akan mentaati pembatasan kesepakatan nuklir pada pengayaan bahan bakar, pada ukuran timbunan uranium yang diperkaya, dan pada kegiatan penelitian dan pengembangannya.
“Republik Islam Iran tidak lagi menghadapi batasan dalam operasi,” ungkap salah satu statsiun televisi resmi Iran.
Badan pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin (6/1) bahwa pihaknya akan memberi tahu negara-negara anggota tentang perkembangan di Iran setelah pengumuman terbaru Teheran tentang sikapnya terkait kesepakatan nuklir dengan negara-negara besar.
“Inspektur IAEA terus melakukan kegiatan verifikasi dan pemantauan di negara itu,” kata Badan Energi Atom Internasional dalam sebuah pernyataan. (Althaf/arrahmah.com)