JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Beny Susetyo yang selama ini rajin memberikan statemen atas pembelaannya terhadap Ahmadiyah, kemarin siang nampak tak berkutik. Sejumlah pimpinan ormas Islam meminta Romo Beny agar tak mencampuri urusan internal umat Islam, dalam hal ini terkait Ahmadiyah.
Permintaan ormas Islam tersebut terungkap dalam “Diskusi Publik Masalah Kerukunan Umat Beragama & Solusinya” di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Senin (21/2) sore. Pimpinan ormas yang meminta Romo Beny untuk tak banyak bicara soal Ahmadiyah itu antara lain: KH. Abdullah Djaidi (Al Irsyad Al Islamiyyah), Zahir Khan (DDII), Wirianingsih (BMOIWI), Noval (warga Muhammadiyah), Ahmad Sutarmadi (Mantan Ketua Umum DMI) dan pimpinan ormas Islam lainnya.
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin MA (Ketua Umum Muhammadiyah), Prof. Dr. Abdurrahman Mas’ud (Kepala Pusat Litbang Kehidupan Keagamaan Kemenag RI), Abdul Kadir Karding M.Si (Komisi VIII DPR RI), Drs. Imam Ad Daruqutni (Lembaga Hikmah & Kebijakan Publik PP Muhammadiyah), dan Romo Beny Susetyo (Ketua KWI).
Para pimpinan ormas Islam yang menjadi peserta diskusi itu, sepakat dan menyatakan kekompakannya agar Ahmadiyah dibubarkan. Mereka tidak sepakat dengan pernyataan Din Syamsuddin: Ahmadiyah tidak perlu dibubarkan.
Din Ogah Bubarkan Ahmadiyah
Ketika menjadi keynot speaker, Ketua Umum Muhammadiyah mengatakan, Muhammadiyah tidak mau ikut dalam gerakan pembubaran Ahmadiyah. Tapi sikap Muhammadiyah tegas, bahwa Ahmadiyah itu sesat. Sebelum Rabithah Alam Islami mengeluarkan fatwa, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih sudah menyatakan Ahmadiyah sesat. “Bagi kami, lebih baik mensosialisasikan kepada umat , agar tidak terpengaruh dengan keyakinan adanya nabi setelah Nabi Muhammad Saw,” ujar Din.
Din berkeyakinan , jika dakwah Islam disampaikan secara luas dan mendalam kepada seluruh umat , maka tidak akan ada umat Islam yang ikut menjadi Jemaat Ahmadiyah. “Dulu, bahkan Muhammadiyah sempat diilfitrasi oleh Ahmadiyah dengan masuk ke PP Muhammadiyah, jumlahnya ada empat orang. Jadi, Muhammadiyah sangat tegas, bahkan jauh lebih keras, bahwa tiada nabi setelah Nabi Muhammad Saw.”
Kenapa Din Syamsuddin tidak menyerukan agar Ahmadiyah dibubarkan? Noval, Seorang warga Muhammadiyah, mengatakan, “Beginilah jadinya kalau para pemuka agama masuk ke dunia politik. Apa sih susahnya mengatakan bubarkan Ahmadiyah. Toh warga Muhammadiyah di bawah juga menghendaki agar Ahmadiyah dibubarkan kok. Jelas-jelas, Ahmadiyah itu sesat,” kata Noval.
Noval menilai, Din Syamsudin yang tidak menjadi bagian dari kelompok yang menghendaki agar Ahmadiyah dibubarkan, boleh jadi Pak Din sedang dicecar oleh pemerintah ketika bergabung dengan tokoh lintas agama yang menyebut kebohongan pemerintah.
“Mungkin, beliau tidak mau menambah daftar dosanya oleh Pemerintah SBY. Nanti bisa-bisa dituduh anarkis yang memprovokasi massa untuk membubarkan Ahmadiyah. Namun demikian, saya yakin, ini siyasah Din saja. Terlebih Pak Din adalah pemimpin jutaan umat,” tukas Noval.
Bukankah kebenaran harus disampaikan? “Ya, Din tetap menyampaikan bahwa Ahmadiyah itu sesat menyesatkan, tapi beliau tidak dalam konteks menyuruh membubarkan Ahmadiyah. Yang ditekankan Din adalah seruan untuk berdakwah agar pengikut Ahmadiyah kembali pada Islam yang benar. Itu gaya Din untuk siyasah, tak ada maksud apa-apa,” tandas Noval. (voa-Islam/arrahmah.com)