SUDAN (Arrahmah.com) – Menteri pertahanan Sudan, Abdel Rahim MUhammad Hussein, mengatakan serangan udara yang terjadi di wilayah timur negara tersebut telah menyebabkan sekitar 119 orang tewas. Muhammad HUssein yakin bahwa pelaku penyerangan awal tahun itu adalah negara Zionis Israel.
Serangan kembar pada bulan Januari dan Februari di dekat perbatasan antara Sudan dengan Mesir itu hingga saat ini masih ada di bawah proses penyelidikan. kata HUssein di hadapan parlemen.
Ia menambahkan bahwa segerombolan orang yang dihantam oleh misil Israel itu terdiri dari hampir 1.000 jiwa, termasuk warga kebangsaan Somalia dan Ethiopia.
Lebih dari setengah jumlah korban yang jatuh dalam insiden itu (63 jiwa) adalah penduduk sipil yang sedang melakukan emigrasi, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Suna pada Senin (25/5).
Israel dituduh melakukan serangan selama memulai aksinya di Jalur Gaza sejak Desember 2008. Namun negara Zionis itu selalu menyangkal dan tidak pernah ingin mengaku terlibat di dalamnya.
Yang terjadi, Tel Aviv justru selalu menuduh negara-negara yang bersimpati pada Gaza, dalam hal ini Sudan adalah salah satunya, sebagai negara-negara yang telah terlibat dalam penyelundupan senjata bagi para pejuang Palestina melalui terowongan, seperti yang sering jadi dalih Israel saat melakuan poemboman.
Pejabat Sudan memberikan konfirmasi seputar berita penyerangan dan kecurigaannya terhadap keterlibatan Israel pada bulan Maret. Dan seperti biasa, Israel mengemukakan bahwa tindakannya tersebut adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka memerangi pihak-pihak yang dicurigai akan mengancam keberadaannya di tanah kaum muslimin Palestina.
“Ketahuilah bahwa tidak ada satupun tempat yang tidak bisa dijadikan tempat beroperasi bagi tentara Israel,” kata mantan perdana menteri Ehud Olmert dalam pidatonya di Herzliya.
“Kami beroperasi dimanapun, baik jauh maupun dekat, dan akan selalu berusaha keras melakukan pencegahan terhadap siapa saja yang akan membahayakan kami,” lanjut Olmert.
‘Kiprah’ kejahatan Israel di Jalur Gaza tak bisa sama sekali dimaafkan. Sekitar 1.350 warga sipil Palestina tewas dan 5.450 lainnya cedera berat.
Majalah Times London mengutip bahwa serangan yang dilakukan Israel tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari intelejen Amerika Serikat. (Althaf/arrahmah.com)