GAZA (Arrahmah.id) – Pada Ahad malam (6/4/2025), perlawanan Palestina melancarkan serangkaian roket dari Gaza menuju kota Ashdod dan Ashkelon di ‘Israel’.
Media ‘Israel’ melaporkan banyaknya korban luka-luka dan kerusakan material yang signifikan akibat serangan itu.
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut, dan menyatakan bahwa serangan itu merupakan respons terhadap “pembantaian Zionis terhadap warga sipil.”
Menurut surat kabar ‘Israel’, Israel Hayom, laporan awal menunjukkan serangan langsung di Ashkelon, yang mendorong pengiriman kru medis darurat.
Pemerintah Kota Ashkelon mengonfirmasi bahwa satu orang mengalami luka ringan dan melaporkan kerusakan material di kota tersebut.
Channel 13 ‘Israel’ kemudian melaporkan bahwa tiga orang terluka, sementara Channel 12 memperbarui angka tersebut menjadi tujuh orang, yang semuanya dipindahkan ke Rumah Sakit Barzilai. Saluran tersebut juga mencatat kerusakan parah pada bangunan dan kendaraan.
Foto dan video beredar daring yang menunjukkan momen ketika sebuah roket menghantam Ashkelon, di ‘Israel’ selatan.
Secara total, media ‘Israel’ melaporkan bahwa tujuh roket diluncurkan ke Ashdod.
Militer ‘Israel’ menyatakan telah mendeteksi sekitar sepuluh roket yang ditembakkan dari Gaza, dan sebagian besar berhasil dicegat. Kemudian dikonfirmasi bahwa lima roket yang diluncurkan dari Gaza tengah berhasil dicegat, sementara yang lainnya mendarat di berbagai lokasi.
Komando Front Dalam Negeri ‘Israel’ mengatakan sirene serangan udara diaktifkan di Ashdod, Ashkelon, dan pinggiran selatan Tel Aviv. Layanan Ambulans ‘Israel’ menanggapi empat area tempat serpihan rudal jatuh dan mencatat bahwa beberapa orang terluka saat bergegas ke tempat perlindungan.
Menurut Channel 12, roket tersebut ditembakkan dari Deir al-Balah di Gaza tengah—daerah di mana tidak ada operasi militer ‘Israel’ yang aktif dilaporkan pada saat itu.
Menanggapi eskalasi tersebut, Benny Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih, menyatakan: “Satu setengah tahun setelah perang, Hamas masih menembakkan roket ke ‘Israel’.”
Menteri Keuangan ‘Israel’ Bezalel Smotrich mengatakan serangan tersebut berfungsi sebagai pengingat bahwa “kita tidak boleh beristirahat sampai Hamas disingkirkan,” seraya menambahkan bahwa Israel akan memastikan perdamaian dan keamanan jangka panjang bagi penduduk selatannya.
Avigdor Lieberman, pimpinan partai Yisrael Beiteinu, juga mengkritik pemerintah, dengan mengatakan: “Satu setengah tahun perang, dengan roket yang masih ditembakkan, 59 sandera ditahan, dan pemerintahan 7 Oktober masih berkuasa—berbicara tentang kemenangan total tidak ada artinya.” (zarahamala/arrahmah.id)