JAKARTA (Arrahmah.com) – Di lantai tujuh Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta, Arrahmah Media menggelar acara Talkshow dan Launching Jihad Magz 3, salah satu produk Arrahmah Media, Kamis (18/9) kemarin.
Acara yang dimulai dengan pemaparan dari para pembicara, berakhir dengan buka puasa bersama.
Talkshow yang bertajuk “Road to 911, Hancurnya Sebuah Tirani” ini mengupas tuntas kebenaran di balik peristiwa tertabraknya dua gedung WTC di pusat kota AS tujuh tahun silam yang kini dikenal dengan peristiwa 911.
Sebagai pembicara, Imam Hadi, seorang pilot penerbangan swasta mengatakan, setiap orang, siapapun dia, bisa menerbangkan sebuah pesawat komersil jika memiliki keinginan yang kuat. Jika di Indonesia sekolah penerbangan bisa memakan waktu tahunan untuk mendapatkan lisensi terbang, namun tidak dengan di luar negeri, khususnya AS. Sekolah tempat Imam Hadi menimba ilmu (di kota St.Caroline) hanya menargetkan waktu 8 bulan untuk siswanya bisa menguasai penerbangan.
“Saya hanya menyelesaikan sekolah penerbangan dalam waktu 6 bulan di salah satu sekolah penerbangan di St. Caroline.” Ujar Hadi menceritakan pengalamannya.
Ungkapan ini sekaligus membantah argumentasi yang selama ini beredar dan mengecilkan para mujahidin Al-Qaidah, “tidak mungkin orang dari gua(Al-Qaidah-red) mampu mengendalikan sebuah pesawat komersial tercanggih di AS”, begitulah selentingan kalimat yang pernah beredar menanggapi peristiwa 911.
Sebagian peserta yang hadir dalam acara memang masih ragu, benarkah para mujahidin yang melakukan pekerjaan tersebut. Namun sebagian dari mereka merubah pemikirannya setelah menghadiri acara dan membaca lembar demi lembar Jihad Magz yang menjelaskan detail peristiwa 911. Dimulai dari perencanaan hingga peristiwa terjadi. Jihad Magz juga berhasil mengungkap, siapa saja mujahidin yang terkait dengan aksi tersebut di bawah komando Syeikh Usamah Bin Ladin, Hafizahullah.
Dari sisi jurnalisme (media), Herry Mohammad selaku wartawan senior GATRA mengungkapkan, citra ummat muslim yang tercoreng setelah adanya peristiwa 911 sedikit banyaknya dipengaruhi oleh media. Media menyebarluaskan informasi ke seluruh khalayak di pelosok dunia yang sebenarnya belum tentu apa-apa yang disebarkan itu adalah hal yang benar. Namun khalayak yang tersebar, heterogen, dan menerima informasi itu secara serentak mau tidak mau mempercayainya, karena info tersebutlah yang mereka dapat.
Karena itu, Herry Mohammad mengajak kepada seluruh jurnalis muslim untuk terus berdakwah melalui media dan memperlihatkan bahwa Islam itu adalah “Rahmatan Lil-alamin”. Namun jangan sekali-sekali menginjak-injak dan menistakan ummat Islam, karena semakin diinjak, para mujahidin akan membalas dengan sesuatu yang lebih dahsyat. Peristiwa 911 lah contoh nyatanya. Peristiwa tersebut terjadi sebagai balasan atas darah-darah muslim Al-Aqsa yang dibantai kaum zionis dan AS. Peristiwa tersebut juga menjadi jawaban bahwa AS tidak pantas lagi berjalan angkuh di muka bumi ini. Terdapat para mujahidin yang siap memerangi Negara kafir tersebut hingga nafas terakhir.
“Kita itu jangan diam saja. Kalau diam saja, kita bisa habis. Karena media mereka (Barat-red) sangat agresif. Dan Islam itu tidak seperti yang mereka gembar-gemborkan.” Tutur Herry dengan penuh semangat.
Di sela-sela acara, seorang peserta mengungkapkan antusiasnya terhadap Jihad Magz, dia menanyakan mengapa Jihad Magz terbit dua bulanan, bagaimana jika setiap bulan saja? Moderator acara, M.Fachry yang kebetulan Editor In Chief Jihad Magz, hanya tersenyum dan berkata amin. (Hanin Mazaya/Arrahmah.com)
Jihadmagz Official site: http://www.jihadmagz.com