WASHINGTON (Arrahmah.com) – Arab Saudi mengerahkan pasukan online untuk melecehkan wartawan pembangkang Jamal Khashoggi dan kritikus kerajaan lainnya di jejaring sosial Twitter, New York Times melaporkan pada Sabtu (20/10/2018).
Upaya ini dilakukan untuk menyerang Khashoggi dan orang-orang Saudi berpengaruh lainnya, dan mempengaruhi opini publik terhadap mereka di layanan media sosial, termasuk apa yang disebut troll farm yang berbasis di Riyadh dan mata-mata yang dicurigai di dalam Twitter yang digunakan kerajaan untuk memantau akun pengguna, New York Times melaporkan.
Twitter menolak berkomentar. Seorang perwakilan dari kedutaan Saudi di Washington tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Para pejabat Saudi mengatakan pada Sabtu (20/10) bahwa kolumnis Washington Post itu tewas dalam perkelahian di konsulat Istanbul. Para pejabat Turki mengatakan Khashoggi dibunuh dan dipotong-potong oleh pasukan keamanan Saudi.
NY Times melaporkan operasi Saudi memulai kampanye media sosial untuk melecehkan para kritikus pada 2010. Saud al-Qahtani, penasihat Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menciptakan strategi di balik upaya itu, kata surat kabar tersebut, mengutip para pejabat AS dan Saudi.
Al-Qahtani adalah salah satu dari lima pejabat Saudi yang telah menembak, menurut media negara Saudi, menyusul kontroversi global atas hilangnya Khashoggi.
NY Times juga mengutip laporan perusahaan konsultan McKinsey & Co yang membahas persepsi publik tentang langkah-langkah penghematan ekonomi yang diumumkan oleh Arab Saudi pada tahun 2015.
Setelah laporan McKinsey dikeluarkan, salah satu dari tiga ditangkap, yang kedua mengatakan pemerintah menangkap dua saudara laki-lakinya dan meretas ponselnya, dan akun Twitter ketiganya ditutup, lanjut NY Times. (Althaf/arrahmah.com)