(Arrahmah.com) – Ulama Mauritania dan anggota Lajnah Syari’ah Situs Mimbar Tauhid wal Jihad yang selama ini getol mendukung Daulah Islamiyah [atau sebelumnya disebut Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irak and the Sham (ISIS)], Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Asy-Syinqithi pada Ahad (10/8/2014) lalu menulis sebuah artikel di situs mimbar Tauhid wal Jihad.
Sebelumnya dalam salah satu tulisan berjudul “Tsunami Daulah Islam Irak dan Syam”, dia berkata: “Jika Anda ingin membuat marah musuh-musuh Allah dan membuat mereka mati kemarahan dan kesedihan serta patah hati, Anda hanya perlu untuk mengumumkan bai‘at kepada ISIS“.
Namun setelah segala yang tersembunyi mulai terungkap, dia pun membongkar satu persatu penyimpangan yang ada di dalam tubuh ISIS. Dalam tulisannya kali ini, salah satu yang menjadi sorotan utamanya ialah dia mengatakan bahwasanya Daulah atau Khilafah yang diinginkan oleh umat itu adalah Daulah atau Khilafah yang bisa menyatukan kaum muslimin, bukan yang justru menjadi penyebab utama terjadinya perpecahan. Berikut terjemahan artikel Syaikh Asy-Syinqithi yang berjudul “Al-Khilafah itu Bukanlah Al-Khilaf” atau “Khilafah Bukanlah (Sumber) Perselisihan” tersebut:
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi yang mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Setiap jenis dari makhluk hidup memiliki cara dan metode tertentu yang membuatnya bisa bersatu dan menjauhkannya dari perpecahan. Lebah berkumpul melalui sebuah bau atau hormon yang disemprotkan oleh ratu lebah, bau tersebut dicium oleh seluruh lebah sehingga mereka semua kembali ke dalam sel (sarang mereka). Bau inilah yang mengumpulkan seluruh lebah anggota sebuah sarang.
Dalam dunia fauna, perkumpulan terjadi dengan cara mengikuti pejantan atau berjalan di belakang pemimpin kelompok. Dalam dunia manusia, perkumpulan terjadi dengan cara mengikuti pimpinan atau berkumpul di sekeliling tokoh yang menjadi simbol. Manakala manusia semakin kuat mengikuti pemimpin dan tokoh yang menjadi simbol mereka, dan semakin mencintai mereka; niscaya perkumpulan mereka semakin kuat dan solid. Adapun manakala terjadi serangan terhadap pimpinan dan pelecehan terhadap tokoh yang menjadi simbolnya, maka secara otomatis hal itu berarti serangan terhadap kelompok tersebut dan penargetan terhadap persatuannya.
Hal ini bermakna bahwa sarana paling berbahaya untuk mencerai beraikan barisan jihad dan merobek-robek persatuan mujahidin adalah sarana-sarana yang bertujuan membuat citra buruk para pimpinan jihad, melecehkan mereka dan menjatuhkan kedudukan mereka dalam jiwa mujahidin.
Pukulan (bencana) terbesar adalah saat sebagian orang yang menyatakan dirinya sebagai mujahidin mempergunakan cara-cara keji ini untuk tujuan meraih khilafah yang dicita-citakan!
Apakah Anda melihat mereka itu tidak mengetahui ilmu tashrif, sehingga mereka menyangka kata khikafah itu merupakan kata pecahan dari kata dasar khilaf (perselisihan)? Apakah mereka mengira merobek-robek barisan mujahidin itu merupakan jalan menuju khilafah rasyidah? Apakah mereka menanam khilaf, lalu mereka ingin memanen khilafah dan perusakan?
Maka inilah pesan kepada orang-orang yang menyelisihi dan menyakiti syaikh mereka:
Kepada orang-orang yang ingin menarik dari diri Syaikh Aiman Az-Zhawahiri rekomendasi-rekomendasi yang mereka belum pernah memberikan rekomendasi-rekomendasi tersebut kepada beliau. Sungguh mereka sendiri yang kehilangan semua rekomendasi. Mereka bagaikan anak-anak kecil yang melempari gunung yang kokoh dengan kerikil.
Kepada orang-orang yang mengeluarkan syaikh-syaikh jihad dari dalam hati mereka; maka mereka sendiri yang keluar dari dalam hati jutaan hamba Allah.
Kepada orang-orang yang membangunkan kami di waktu pagi dalam keadaan baik-baik lalu mengatakan: “Tadi malam Syaikh Aiman Az-Zhawahiri telah berubah dari seorang pemimpin besar dan pemberi nasehat yang bijak, menjadi seorang bodoh tak berilmu dan seorang pengingkar yg tercela.”
Kepada orang-orang yang menyangka kecintaan kami kepada jihad adalah ketololan, maka mereka meremehkan akal sehat kami dan mereka mengatakan kepada kami: “Tinggalkanlah Az-Zhawahiri dan ikutilah kami!”
Kepada orang-orang yang pada diri mereka bercampur aduk antara manhaj-manhaj syar’i dengan kudeta-kudeta politik, sehingga mereka ingin memimpin para pemimpin dan mengajari para guru.
Kepada ikan-ikan sarden yang membuka mulut-mulut kecil mereka untuk menelan paus biru.
Kepada ranting-ranting kecil yang ingin menutupi batang-batang yang kokoh menjulang.
Kepada sungai-sungai yang ingin menenggelamkan samudra-samudra yang luas.
Kepada orang-orang rendah yang ingin naik dengan menginjak pundak para pahlawan, dan ingin mendaki dengan menunggangi pengorbanan para pejuang.
Kepada orang-orang yang ingin memotong perjalanan panjang penuh pengorbanan para pahlawan yang diri mereka telah ditanam dalam jiwa-jiwa kaum muslimin.
Kepada bajak-bajak laut yang menaiki kapal jihad pada waktu belakangan, lalu mereka ingin merampas kendali kepemimpinan dari nahkoda kapal yang lama.
Kepada orang-orang yang tidak memperhatikan kedudukan tokoh-tokoh besar dan tidak menganggap masyarakat dengan sikap rahmat kepada orang-orang kecil (lemah).
Kepada orang-orang yang tidak menghargai kedudukan orang-orang tua namun menjanjikan kepada masyarakat akan menyayangi anak-anak kecil.
Kepada orang-orang yang dahulu kami memuji-muji mereka lalu mereka justru mencela tokoh-tokoh yang menjadi kemuliaan dan kebanggaan kami.
Semula kami berbaik sangka kepada mereka, namun nereka justru berburuk sangka kepada orang-orang yang paling baik perjalanam hidupnya dan paling beraih jiwanya. Semula kami membela mereka, namun mereka justru menebaskan pedang-pedang mereka kepada saudara-saudara kami.
Kepada orang-orang belakangan yang diperintahkan oleh Allah untuk mendahulukan orang-orang terdahulu (para perintis jalan), namun mereka justru mencaci maki orang-orang terdahulu dan menuduh mereka sebagai para pengkhianat.
Kepada orang-orang yang mengimani sebagian Al-Qaeda dan mengkufuri sebagian Al-Qaeda lainnya, di mana mereka meletakkan Syaikh Usamah bin Ladin dalam satu anak timbangan dan Syaikh Aiman Az-Zhawahiri pada anak timbangan lainnya.
Kepada orang-orang yang ingin menutup-nutupi penyimpangan mereka dengan menuduh Syaikh Aiman Az-Zhawahiri menyimpang. Mereka menuduh Syaikh Aiman Az-Zhawahiri dengan penyakit mereka sendiri lalu mereka kabur.
Kepada orang-orang yang mencaci maki kami karena kami mencintai Syaikh Az-Zhawahiri, maka kami pun bertambah cinta kepada beliau dan bertambah benci kepada mereka.
Orang-orang itu menyangka sikap berlepas diri dari kemungkaran-kemungkaran mereka dan kesalahan-kesalahan mereka berarti berlepas diri dari jihad. Melalui perbuatannya mereka berkata: “Jika kalian tidak menerima sikap kami yang menumpahkan darah (kaum muslimin & mujahidin di luar golongan kami) maka kalian adalah musuh-musuh jihad!”
Kepada orang-orang yang menjadikan jihad sebagai slogan-slogan, menjadikan akidah sebagai perselisihan-perselisihan dan medan jihad sebagai tempat rekreasi.
Kepada orang-orang yang berpaling dari para ulama, menolak nasehat mereka dan arahan mereka, bahkan memusuhi mereka, menuduh mereka dengan celaan-celaan dan berlebih-lebihan dalam menyerang. Lalu setelah kebodohan mereka membuat ulama kepayahan, mereka mengatakan, “Wahai para ulama, kemarilah, kami membutuhkan kalian.”
Kepada orang-orang yang masyarakat memberilan loyalitas kepada mereka dalam jihad di jalan Allah, namun mereka justru mengumumkan peperangan terhadap para pemimpin wali Allah.
Kepada orang-orang yang sikap “benci karena Allah” telah menjadi kanker pada diri mereka, sampai mereka membenci saudara-saudara mereka sendiri di jalan Allah.
Kepada orang-orang yang memusuhi kawan-kawan terdekat dan mengasari teman-teman yang mencintai, lalu mereka justru berupaya merekrut orang-orang yang membenci dan memusuhi…
Kepada orang-orang yang semula kami berharap menolong mereka akan menyingkirkan bencana dan menahan musuh; lalu ternyata anak-anak panah mereka justru menargetkan kami dan roda mesin mereka menggilas kami.
Kepada orang-orang yang membuat citra buruk bagi jihad sehingga orang-orang yang terlanjur berangkat jihad menyesal dan orang-orang yang tidak berangkat jihad merasa beruntung.
Kepada orang-orang yang kami memohon kepada Allah kebaikan untuk diri mereka, kami menyemangati ikhwan-ikhwan untuk bergabung dengan mereka dan memperbanyak jumlah mereka; lalu mereka mengejutkan kami dengan sikap mereka yang memerangi ikhwan-ikhwan kita mujahidin dan mengumumkan peperangan terhadap simbol-simbol umat islam.
Kepada orang-orang yang kami mengira mereka bersikap lemah lembut kepada orang-orang beriman dan bersikap keras kepada orang-orang kafir, ternyata mereka tidak bisa membedakan antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir.
Kepada orang-orang yang di saat lemah berjanji tidak akan memerangi kaum muslimin kecuali orang-orang yang memerangi mereka. Saat mereka memiliki kekuasaan, ternyata mengumumkan perang terhadap setiap.orang yang tidak sependapat dengan mereka.
Kepada orang-orang yang menyangka jihad adalah menghancurkan tanpa akhlak, membunuh tanpa kasih sayang, dan merampas tanpa menepati perjanjian, yang bagi mereka sama saja antara orang yang menampakkan keislaman secara terang-terangan dan orang-orang yang bersembunyi dalam kedok kemunafikan.
Kepada orang-orang yang diberi kemenangan oleh Allah dalam beberapa pertempuran, maka mereka terperosok dalam kebingungan, menindas saudara-saudara mereka, berpaling dari syaikh-syaikh mereka, sehingga air liur mereka mengalir, kerakusan mereka bertambah dan akhlak mereka memburuk…
Kepada orang-orang yang masyarakat berkata kepada mereka: “Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan kalian dengan saudara-saudara kalian”, namun mereka merasa sombong dengan perbuatan dosa mereka dan mereka menjawab: “Urusan kekuasaan berada di tangan kami dan ketaatan itu tertuju kepada kami.”
Kepada orang-orang yang diajak untuk berhukum kitab Allah lalu mereka tidak mau, kecuali jika mereka menjadi lawan kasus sekaligus hakim terhadap masyarakat.
Kepada orang-orang yang menyangka khilafah adalah perawan tua buruk muka yang akan diserahkan kepada pelamar pertama, atau wanita rendahan tidak mulia yang bisa dinikahkan saat walinya tidak hadir.
Kepada orang-orang yang mendekatkan diri mereka kepada Rabb merela dengan cara mematahkan Al-Qaedah dan menghancurkannya, dan mereka menjadikan sikap kafir kepada Al-Qaeda sebagai syarat iman kepada daulah mereka.
Kepada orang-orang yang memerangi Al-Qaeda dalam wilayah-wilayah kekuasaan mereka, namun hal itu belum memuaskan dahaga mereka, maka mereka memerangi Al-Qaeda di luar wilayah-wilayah kekuasaan mereka, dan mereka memprovokasi para pengikut Al-Qaeda untuk memberontakterhadap Al-Qaeda.
Kepada orang-orang yang telah memperdaya kami lewat deklarasi pelebaran daulah dan mereka ingin memperdaya kami lewat deklarasi khilafah. Padahal seorang mukmin tidak akan terperosok dua kali dalam lubang yang sama.
Kepada orang-orang yang membatalkan bai’at mereka dari Syaikh kami Syaik Aiman Az-Zhawahiri dan mereka memisahkan diri dari jama’ah, lalu mereka datang kepada kami agar kami membai’at mereka, mendengar dan menaati mereka.
Kepada orang-orang yang kami semula menyangka mereka berada di atas puncak sikap adil, akhlak mulia, iffah (menjaga kehormatan, tidak ambisius), wara’ (waspada dari hal-hal yang syubhat, terlebih hal-hal haram), mencintai kaum muslimin dan tulus mencari kebenaran.
Ternyata pada hari ini mereka memperlihatkan diri mereka sebagai puncak penyimpangan, kebejatan akhlak, memperturutkan hawa nafsu dan tidak mempedulikan kehormatan kaum muslimin.
Wahai para pemimpin daulah:
Dahulu kami menyangka kalimat mujahidin akan disatukan di bawah panji kalian.
Namun kenyataannya kalian justru memecah belah kalimat mujahidin di setiap tempat.
Kalian memecah belah kalimat mujahidin di Syam.
Kalian memecah belah kalimat mujhidin di Jazirah.
Kalian memecah belah kalimat mujahidin di Maghrib.
Bukanlah begini cara mendirikan Khilafah Rasyidah!
Justru ini adalah cara para pelaku kudeta, yang mencuri kesempatan dan mencari kekuasaan dengan mempergunakan segala macam cara. Cara-cara ini tidak akan bisa membangun sebuah daulah dan tidak akan bisa menyatukan sebuah umat. Jika kalian menempuh metode ini dan para pengikut kalian melanjutakan metode ini, niscaya perpecahan demi perpecahan akan bersambung dan perselisihan demi perselisihan akan berlanjut.
Seandainya kalian memiliki keinginan, kalian mempunyai kemampuan untuk merapatkan barisan dan menyatukan hati, namun kalian justru bersikeras dalam perbantahan, kalian menaiki bahtera kekeras kepalaan dan kengototan, dan lebih dari itu, kalian menyerang tokoh-tokoh besar (senior) yang berbeda pendapat dengan kalian.
Hal ini jelas bukanlah akhlak orang-orang yang tulus, ikhlas dan mencari pahala di sisi Allah Rabbul ‘alamiin.
Kalian telah berbuat salah, maka luruskanlah kesalahan kalian.
Kalian telah bermaksiat, maka bertaubatlah kepada Allah.
Kalian telah menyimpang, maka kembalilah ke jalan lurus yang sebelumnya kalian tempuh.
Janganlah kalian seperti seekor sapi yang mendaki sebuah tangga, lalu ia tidak bisa turun darinya.
Ketahuilah sesungguhnya kemenangan-kemenangan kalian tidak akan bisa menutupi rahasia penyimpangan-penyimpangan kalian.
Sebab Daulah Islamiyah itu mendapatkan legalitasnya dari syariat Allah, bukan dari kekuatan senjata.
Wahai para tentara daulah dan pendukung daulah!
Kalian telah melupakan hakekat-hakekat iman dan Syari’at Islam, sehingga bagi kalian Dien Islam itu teringkas dalam “daulah” (ISIS), wala’ dan bara’ bagi kalian terbatas dalam “daulah”.
Barangsiapa datang kepada kalian dengan slogan selain “daulah” maka kalian lari menjauhinya seperti kuda lari dari terik matahari meskipun ia datang dengan membawa wahyu yang terang dan syariat yang nyata.
Adapun barangsiapa memperdaya kalian dengan slogan “daulah”, maka kalian menurutinya dan kalian mengekor di belakangnya tanpa peduli siapa pun dia.
Maka kalian pun seperti seekor unta yang tali jelangnya terjuntai ke tanah, lalu seekor tikus lewat dan menarik tali kekang itu, sehingga unta itu mengikutinya begitu saja, lengkap dengan barang-barang bawaan di atas punggungnya.
Wahai para tentara daulah dan pendukung daulah!
Perhatikanlah dengan seksama hakekat perkara-perkara dan janganlah kalian terpedaya oleh sekedar kulit-kulit lahiriah dan nama-nama.
Sesungguhnya daulah yang kita cintai adalah daulah yang menuruti perintah para komandan jihad dan bermusyawarah dengan para ulama shadiqin yang tulus.
Ia adalah daulah yang menyempurnakan proyek jihad dan dibangun di atas proyek jihad, bukan daulah yang membatalkan proyek jihad dan berbalik memusuhi jihad.
Ia adalah daulah yang menjadi sarana perkumpulan dan persatuan, bukan menjadi sebab perpecahan dan percerai-beraian.
Ia adalah daulah yang berhukum dan tunduk kepada syariat, bukan daulah yang menundukkan syariat kepada hawa nafsu para pemimpin yang memegang kekuasaan.
Ia adalah daulah yang dipimpin oleh para ulama dan diatur oleh orang-orang yang bijaksana, bukan daulah yang diperintah oleh orang-orang bodoh dan orang-orang ekstrim.
Ia adalah daulah yang mengarahkan api (pelurunya) kepada orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam, dan membuka hatinya untuk seluruh umat Islam, meskipun mereka adalah para pelaku maksiat yang berdosa.
Ia adalah daulah untuk semua kaum muslimin, bukan daulah untuk sekelompok penguasa yang memerintah secara paksa.
Ia adalah daulah yang menegakkan keadilan, menyebar luaskan kasih sayang, menghapus air mata dan membangkitkan harapan pada diri umat Islam, bukan daulah yang menumpahkan darah kaum muslimin, mencerai beraikan serpihan tubuh mereka dan mencampakkan teror dalam hati kaum muslimin.
Dahulu di kalangan salaf biasa diucapkan doa a’uudzu billah min thoo-athi adz-dzalil, maksudnya adalah aku berlindung kepada Allah dari keganasan dan tercelanya orang rendahan saat ia telah menjadi penguasa.
Wahai para tentara daulah dan pendukung daulah!
Apakah daulah itu jika ia bukan salah satu kebaikan dari kebaikan-kebaikan Al-Qaeda?
Al-Qaeda adalah pokok dan daulah adalah cabang, maka tidak boleh menelantarkan pokok demi menjaga cabang, seorang bapak yang membunuh anaknya tidaklah dikenai hukum qisash dan tidak boleh membunuh seorang ibu demi menjaga keselamatan janinnya.
Sholat Jum’at itu didirikan di masjid yang tertua (masjid yang lebih dahulu dibangun).
(Hak mengimami) sholat itu untuk orang (imam tetap) yang untuknya dikumandangkan iqomat.
Kita memohon kepada Allah semoga menyatukan kalimat mujahidin dan membersihkan barisan mereka dari orang-orang yang bengkok dan menyimpang.
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.
Ditulis oleh: Abdullah bin Abdurrahman Asy-Syinqithi
10 agustus 2014
(Dimuat oleh situs www.tawhed.ws pada tanggal 16 Agustus 2014)
(aliakram/arrahmah.com)