JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden Jokowi pekan ini tampak rajin roadshow ke kantor Ormas Islam dan mengundang pimpinan Ormas Islam dan Ulama ke Istana. Presiden diunilai telalu lambat dan terkesan melindungi Ahok dan mengorbankan umat Islam.
“Dua minggu yang diminta mereka tak digunakan untuk menuntaskan masalah, malah digunakan untuk mengkondisikan, sehingga jika dua minggu sudah habis maka ulama akan terbelah. Maka kita gunakan energi Al Maidah 51 harus tetap kita pelihara,” ujar Edy Mulyadi aktivis GMPF-MUI, dikutip dari Voaislam
Edy Mulyadi menyatakan GMPF-MUI akan menggelorakan ‘Aksi Bela Islam 3’ jika Ahok tak segera diadili. “Ia menilai Aksi Bela Islam 3 sebagai bentuk keadilan dan penegakan hukum, bukan aksi SARA,” ujar Ustadz yang juga aktif di Korps Muballigh Jakarta (KMJ) kepada VOA-ISLAM.
Senada, dalam silaturrahim ummat sebagai tindak lanjut gerakan bela Al Quran, perwakilan berbagai unsur keummatan di Yogyakarta yang berkumpul di Masjid Jogokariyan pada Kamis 10 November 2016 telah berkoordinasi dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI.
KH Bachtiar Nashir selaku Ketua GNPF MUI dari Jakarta melalui telepon menyampaikan agar kita terus menjaga semangat dan kewaspadaan. Aksi Damai Bela Islam Jilid III tetap akan kita selenggarakan dengan tema besar ‘BELA AL QURAN’. Waktu pelaksanaan akan ditentukan saat habisnya tenggat waktu 2 pekan (18 November 2016) dengan terus mencermati perkembangan penanganan kasus penistaan Al Quran.
Aksi Damai ini harus terus dimurnikan sebagai pembelaan terhadap Al Quran dari berbagai isu lain yang membelokkannya, bahkan adu domba antar ummat Islam mungkin akan terjadi dengan demonstrasi lain dengan isu lain. Tapi kita akan tetap istiqamah in sya Allah.
Jangan sampai euforia kesuksesan kecil setelah Aksi Bela Islam Jilid II kemarin melemahkan kita seperti terjadi pada Perang Hunain setelah Fathu Makkah. Maka risalah yang dirumuskan di Masjid Jogokariyan, 10 November 2016 pukul 22.30 WIB ini menyerukan:
1. Mari ajak seluruh ummat menjaga dan merutinkan tilawah Al Quran. Jadikan kemesraan dengan Al Quran sebagai sumber kekuatan keyakinan, fikrah, dan akhlaq perjuangan kita.
2. Mari ajak seluruh ummat menghayati kandungan makna Surat Al Maidah. Kepada para Ustadz, Guru, dan ‘Alim-‘Ulama agar menyampaikan kajian tafsir Surat Al Maidah di majelis-majelisnya.
3. Mari ajak seluruh ummat menyemarakkan Gerakan Shalat Berjama’ah di Masjid, sebagai sarana dasar menyatukan langkah dan hati.
4. Ke depan, akan makin banyak yang berkepentingan untuk menunggangi perjuangan kita. Jangan terpancing, jangan melawan dengan melawan, lawan dengan bertahan. Tetaplah bertahan pada syi’ar kita: “Hukum Penista Al Quran dan Pelindungnya!”
5. Teruslah menguatkan komunikasi dan sinergi antar anasir ummat, rapikan koordinasi di bawah komando GNPF MUI, jalin ukhuwah, perbanyak kawan dan sedikitkan lawan.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)