Oleh:
Syaikh Abu Maria Al Qahthani
Akun Twitter: @shvmshvm86
أبو مارية القحطاني
PERTAMA:
Syaikh kita Syaikh Usamah bin Laden – Rahimahullah – berkata di dalam risalah terdahulu beliau yang ditujukan kepada amir tanzhim kami sekarang: “Dalam kondisi kuat, kaum muslimin memerangi orang kafir; lalu memberikan pilihan antara masuk Islam atau membayar jizyah. Sedangkan jika kondisinya selain dari pada itu maka sikap yang di ambil adalah sikap Nabi kita Nabi Muhammad SAW yang tidak berbicara dengan menggunakan hawa nafsunya ketika Perang Ahzab, yaitu ketika beliau ingin memberikan kepada Ghatafan sepertiga hasil buah-buahan Kota Madinah; agar mereka bersedia untuk membuka pengepungan dan meninggalkan kaum muslimin.
Ini adalah opsi lain daripada kita memerangi mereka dan merampas harta mereka; lebih baik kami memberikan sepertiga hasil pendapatan kita – Kota Madinah ketika itu memiliki penghasilan utama dari sektor buah-buahan -. Maka seorang komandan muslim yang cerdas dan berpengalaman, ia akan mengerjakan urusan-urusan seperti ini dengan tujuan untuk mewujudkan janji Allah pada pemberhentian terakhir kelak dan untuk membela agamanya walaupun itu harus dijalankan dalam waktu yang lama.
Sikap-sikap yang perlu diterapkan juga adalah sebagaimana apa yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, yaitu sejak berlakunya kesepakatan gencatan senjata dengan kaum Quraisy, beliau melakukannya karena di dalamnya terdapat kemaslahatan yang besar bagi kaum muslimin. Beginilah seharusnya kita menapaki jalan jihad yang tujuannya adalah meninggikan kalimat Allah, yang kita inginkan hanyalah mendirikan negara yang berhukum dengan syariat Allah, dan itu akan segera terwujud dengan izin Allah. Namun Allah Ta’ala memiliki aturan hukum yang bernama sunnah kauniyah (hukum alam), karenanya negara manapun tidak akan berdiri hanya dalam waktu semalam, harus ada perlawanan dengan kadar tertentu agar ia berhasil tegak. Dari sini maka dapat diketahui bahwa di antara unsur perlawanan yang penting adalah mencari loyalitas yang mapan dari kabilah-kabilah yang memiliki kekuasaan”,- (habis perkataan Syaikh Usamah).
Saya katakan bahwa ini adalah pendapat yang diyakini oleh Syaikhul Islam dan juga Ibnu Qayyim.
KEDUA:
Di dalam arahannya kepada mujahidin Azawad, Al Qaeda (AQIM) mengatakan: “Di antara kesalahan langkah politik yang kami pandang kalian telah terjebak di dalamnya adalah terburu-buru dalam menerapkan syariat dan tidak memperhatikan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui dalam lingkungan yang diselimuti dengan ketidakfahaman akan hukum-hukum agama, dan yang mayoritas rakyatnya telah terlepas dari hukum-hukum syariat selama berabad-abad lamanya. Pada pengalaman yang sebelumnya telah disimpulkan bahwa dengan tidak memperhitungkan dampak dari urusan-urusan yang berkaitan dengan penerapan syariat, maka pasti akibtanya masyarakat akan lari dari agama dan sebagian dari mereka akan lari dari mujahidin, selanjutnya ia hanya akan menjadi percobaan yang gagal”,- (habis penjelasan AQIM).
Dalam arahan (AQIM) kepada mujahidin Azawad tersebut dikatakan juga: “Pada tahapan ini kalian harus menjauhi isu mengenai permasalahan vonis kafir, permasalahan kelompok, dan permasalahan-permasalahan lainnya yang tidak mampu dicerna dengan baik oleh akal kebanyakan para pemuda. Akan tetapi yang harus dilakukan adalah mengorbitkan slogan umum yang isinya tentang melawan kezhaliman yang menimpa kaum muslimin yang tertindas dan tentang iqamatuddin, dan ini perlu ada penyempitan ranah medan perang melawan musuh yang menargetkan kita dengan maksimal. Jika itu dapat dinetralkan maka itu harus dinetralkan. Jika ada pihak-pihak yang dapat dilunakkan hatinya, maka ia harus dilunakkan. Jika ada yang dapat diajak untuk bergandengan, maka ia harus digandeng. Begitulah, karena kalian tengah berjalan di tengah-tengah ladang ranjau yang nyata, dan penuh dengan pihak yang pro dan kontra, propaganda, pemberian pinjaman lunak, penyusupan dan makar yang lihai. Maka hendaknya kalian waspada”.
KETIGA:
“Di antara kebijakan politik yang bijaksana pada tahapan ini adalah tidak mengucilkan masyarakat dan harus selalu menggandeng para tokoh dan para pemuka di negeri tersebut dalam menjalankan kebijakan politik tersebut. Ketahuilah oleh kalian bahwa misi dari mendirikan pemerintahan Islam yang adil adalah mengendalikan masyarakat dengan syariatnya Rabb para manusia, ia adalah misi yang sangat besar, melebihi potensi serta kemampuan organisasi dan pergerakan apapun, seberapapun besarnya ia. Maka dari itu di antara tujuan-tujuan kami adalah menggandeng umat bersama kami baik para lelakinya maupun kaum wanitanya untuk mewujudkan tujuan ini. Karena yang menjadikan para senior jihad tetap langgeng dalam memimpin adalah karena ia berfungsi sebagai garda depan yang selalu mendorong kepada menerapkan proyek ini melalui umatnya dan melalui impian rakyatnya adalah karena hubungannya dengan umat adalah bagaikan hubungan tubuh dengan hati”,- (habis penjelasan AQIM).
Saya katakan: Wajib kepada cabang-cabang Al Qaeda untuk menelaah apa yang telah dituliskan oleh cabang Maghribi dan mengamalkannya sebagaimana dokumen arahan untuk amal jihad yang disampaikan oleh Syaikh Al Fadhil Dr. Ayman Azh Zhawahiri (lihat disini). Dan cabang-cabang lainnya harus berpedoman dengan politik tanzhim sehingga menuntut mereka untuk meraih dukungan rakyat di seluruh penjuru dunia dan menggerakkan mereka untuk memperjuangkan tuntutan mereka, yaitu menyingkirkan kezhaliman yang tengah membelit mereka. Berbeda dengan yang selama ini disalah artikan sebagai pandangan politik tanzhim; yaitu yang diterapkan oleh para ekstrimis karena pemikiran kotor mereka; berusaha untuk bertentangan dengan umat dan mengenyampingkan masyarakat.
Dengan catatan tentang Azawad ini, kami ingin memberikan saran kepada seluruh komandan agar mereka menelaah catatan tersebut dan membuat perbandingan antara yang ada di dalamnya (pandangan politik AQIM – red.) dengan pandangan politik cabang-cabang lain. Engkau akan mendapatkan bahwa perbedaan pendapat dalam urusan yang dapat ditolerir dapat berubah menjadi perbedaan pendapat dalam urusan manhaj. Kami telah berusaha untuk beramal sesuai dengan dokumen tersebut sebelum dokumen itu sendiri sampai ke tangan kami, karena pengamalannya adalah merupakan bagian dari politik syariat. Akan tetapi karena adanya penyusupan pemikiran ala ISIS yang telah berjalan selama kurang lebih satu dekade dan banyaknya orang yang mengadopsi pemikiran tersebut, akhirnya menjadikan kita terhalang dari beramal sesuai dengan politik syariat. Namun politik syariat berhasil diterapkan di provinsi-provinsi timur Suriah, tepatnya di Deir Ezzour, akan tetapi kaum khawarij ISIS adalah musuh bagi setiap proyek ahlus sunnah yang mengedepankan sikap kasih sayang dan keramahtamahan.
Semoga Syaikh Al Fadhil Ayman Azh Zhawahiri menerapkan arahan-arahan kepada Azawad ini kepada seluruh cabang-cabang yang ada, sehingga ini akan menjadi bencana bagi para ekstrimis yang berlindung di balik nama cabang-cabang tersebut. Ini akan menjadi semacam saringan yang dapat menyingkap pemikiran ala ISIS dan dapat memperbaiki tubuh Tanzhim pada saat ini serta dapat mengeluarkan setiap orang yang berpaham ekstrim.
Revolusi Syam memberikan kepada kami waktu untuk membuat masyarakat mampu membedakan antara dua manhaj, hingga masyarakat tahu mana manhaj Al Qaeda dan mana manhaj para ekstrimis, namun sebab terbesar darinya adalah tertundanya penjelasan. Syaikh Azzam Al Amriki telah menulis surat kepada Syaikh Usamah, beliau memberikan saran kepada Syaikh Usamah agar mengusir gerombolan preman Iraq dari tubuh tanzhim, andai saja ketika itu kepemimpinan di Khurasan menyetujui dan menjalankan saran tersebut.
Oleh karenanya tanzhim wajib mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mengusir para ekstrimis dari dalam tanzhim dan melakukan komunikasi dengan jamaah-jamaah yang lokasinya berdekatan dengan cabang-cabang tanzhim serta melakukan investigasi terkait dengan politik yang diterapkan oleh cabang dengan menggunakan tenaga-tenaga lokal. Kemudian melakukan evaluasi terhadap peran para komandan serta apa saja yang telah ia berikan kepada tanzhim dengan cara meminta komentar dari masyarakat awam tentang mereka, dan gambaran apa yang telah terlukis di dalam benak masyarakat mengenai cabang tersebut.
Selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap para komandan lapangan dan para pakar syariat serta politik apa yang mereka terapkan, karena sayangnya ada beberapa komandan dan pemimpin yang menjadi penyebab kehancuran namun dirinya tidak sadar, maka wajib mengikat cabang-cabang tersebut dan wilayah-wilayah kekuasaan mereka dengan politik umum tanzhim.
Mayoritas dari orang yang bergabung dengan tanzhim memiliki keinginan untuk menonjolkan diri; ia tidak memiliki pengalaman dalam menjalankan operasi namun ia ingin menonjolkan diri, maka inilah yang dapat menghancurkan seluruh medan pertempuran, yaitu terpilihnya beberapa pemimpin yang tidak mengerti keadaan dan juga syariat, sehingga menjadikan para anggota tanzhim yang telah faham agama merasa terkucil hingga menjadikan orang-orang ini menuduh mereka sebagai murjiah dan penyimpang. Dampaknya adalah pengucilan, dan ini telah terjadi di Iraq yang tidak ada keberhasilan di medan perangnya.
Sebagian orang memberikan kritik kepada kami karena kami berbicara secara blak-blakan, mereka ingin agar kami termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menyembunyikan kebenaran. Semua orang harus tahu bahwa tanzhim Al Qaeda itu adalah risalah, tujuan dari tanzhim ini adalah mengajak umat untuk memerangi musuh-musuh Allah, menyingkirkan kezhaliman yang membelit tubuh mereka, dan memberikan bimbingan kepada mereka agar dapat meraih kebaikan di dunia dan di akhirat.
Tanzhim Al Qaeda adalah sebuah jamaah, kami tidak mengatakan bahwa ia seperti wahyu yang diturunkan, akan tetapi kami percaya kepada Allah bahwa tanzhim memiliki tujuan-tujuan yang mulia, namun sayangnya sebagian orang yang mengakui bahwa dirinya adalah merupakan bagian darinya justru tidak berkelakuan baik dalam menyampaikan pesannya. Di antara mereka ada orang-orang yang karena kesalahan pandangan politik yang ia yakini, ia pun mencarikan musuh untuk Al Qaeda yang statusnya tidak ada yang tahu kecuali Allah.
Di sini kami berbicara mengenai hanya dengan menukil dan melampirkan risalah Al Qaeda tanpa merubah kata-katanya dan tanpa melebih-lebihkannya. Seandainya kami mendapati ada anggotanya yang menjalankan politik kotor karena ia adalah bagian dari politik tanzhim dan manhajnya, sungguh kami tidak akan menetap di dalam tanzhim walaupun hanya sesaat. Namun kami mengetahui apa itu risalah dan visi tanzhim.
Mungkin perkataanku ini tidak dapat difahami sehingga ada orang yang menganggap bahwa saya membatasi tanzhim yang benar itu hanya ada pada tanzhim Al Qaeda saja sehingga saya seperti orang yang membatasi jihad hanya ada pada kalangan salafiyah saja. Maka dari itu saya berbicara dengan membela tanzhim sebegaimana saya berbicara dengan membela saudara-saudara di Thaliban, kami mengedepankan mereka sebagaimana kami mengedepankan saudara-saudara kami di Jabhah Islamiyah dan jamaah-jamaah serta kelompok-kelompok lainnya, kami membela dan mendukung mereka, karena ini adalah petunjuk salaf.
Ya Allah perbaikilah keadaan kami dan keadaan kaum muslimin, dan berikan kepada kami balasan yang indah dalam jalan kebenaran.
(aliakram/arrahmah.com)