TEL AVIV (Arrahmah.com) – Pejabat pertahanan Israel menjadi tertuduh dalam pengujian vaksin anthrax pada ratusan tentara Israel.
Sekitar 716 tentara yang mengambil bagian dalam eksperimen tersebut di tahun 90-an, dilaporkan berkembang menjadi tumor dan menderita karena infeksi tersebut, mereka mengeluhkan rasa sakit yang hebat di kepala, kulit, pernafasan, juga dalam pencernaan mereka.
Anthrax adalah bakteri yang mematikan dan sporanya biasa digunakan untuk menyebar infeksi dalam peperangan.
Tumor dan infeksi
Militer Israel mengatakan pada Jumat (27/3) bahwa eksperimen tersebut adalah strategi penting untuk keamanan Israel.
Menurut sumber militer Israel, hanya 11 tentara yang memerlukan bantuan akibat efek samping dan mereka semua mendapat perawatan yang sesuai.
Belum jelas berapa banyak tentara yang menderita efek samping akibat uji coba ini.
Program vaksin ini dipesan dari tahun 1998 sampai 2006 karena ketakutan mereka akan serangan anthrax yang dilakukan oleh Saddam Hussein.
“Kami tidak menemukan kejelasan pertimbangan dalam eksperimen,” ujar panel medis.
“Tujuan eksperimen adalah untuk menguji kemanjuran vaksin dan digunakan untuk populasi umum Israel, tetapi dalam eksperimen ini tentara yang masih muda dan sehat dijadikan sebagai sampel,” lanjutnya.
“Efek samping dan resiko dari eksperimen ini mungkin tidak disampaikan secara mendalam kepada para tentara yang mengambil bagian.”
Tentara-tentara tersebut tidak dimonitor secara menyeluruh selama dan setelah eksperimen untuk efek samping apapun.
Efek Samping
Dorit Tahan, 29, yang menjadi relawan dalam eksperimen, melaporkan apa yang dirasakan.
“Tidak ada pengawasan medis. Tidak ada seorang tentara pun yang dirawat setelah melakukan ekperimen,” ujar Tahan sambil memperlihatkan permasalahan pada kulitnya.
Belum jelas berapa banyak tentara yang menderita akibat efek samping dari uji coba ini. (Hanin Mazaya/arrahmah/alj)