NEW YORK (Arrahmah.com) — Perwakilan Turki dan Cina silat lidah di markas PBB karena masalah pelanggaran HAM. Cina menyerukan Turki agar mengikuti hukum internasional dan HAM terkait masalah di Sungai Eufrat.
Geng Shuang dari Cina berkata Turki bertanggung jawab atas berkurangnya level air di Sungai Eufrat dan Stasiun Air Allouk (Alouk). Ia juga menyindir okupasi Turki di timur laut Suriah.
Argumen dari Geng Shuang muncul tak lama setelah 43 negara satu suara untuk mengecam pelanggaran HAM di Xinjiang. Turki adalah salah satunya, Indonesia tidak ikut.
Ucapan dari Geng Shuang direspons secara pedas oleh perwakilan Turki di PBB, Feridun Sinirlioglu.
“Kami tidak perlu diajari oleh mereka yang melanggar hukum HAM internasional dan hukum humanitarian internasional,” ujar Sinirlioglu seperti dilaporkan Anadolu Agency, Jumat (29/10/2021).
Turki berkata masalah di Stasiun Air Alouk telah dilaporkan kepada Sekjen PBB. Selain itu, Sinirlioglu menuding isu ini dimainkan oleh kelompok PKK/YPG yang merupakan musuh Turki, serta rezim Suriah.
Pada Juli 2021, UNICEF berkata masalah air di timur laut Suriah itu membahayakan satu juta orang yang bergantung air bersih. Sementara, VOA News menyebut pasukan Kurdi menuduh Turki sebagai penyebab level air di Eufrat menurun, sehingga menyulitkan agrikultur di daerah mereka. Hal itu dibantah oleh Turki.(hanoum/arrahmah.com)