IRAN (Arrahmah.com) – Dahaga kebebasan online di Iran, China dan Myanmar mendorong lahirnya aplikasi untuk menembus penyensoran. Sebuah aplikasi pengelak sensor online dari lab di Kanada telah diunduh lebih dari 18.000 warga Iran dalam sepuluh hari terakhir.
“Mereka haus akses informasi pada saat hal itu dilarang,” kata pengembang Rafal Rohozinski.
Warga Iran yang marah atas hasil pemilihan presiden, menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook, Flickr dan Twitter untuk berkomunikasi. Mereka juga menempatkan video protes pasca pemilihan dan bentrokan yang terjadi di situs video, seperti YouTube.
Namun lagi-lagi Teheran menangkis dengan memblok akses jaringan internet ke situs berita dan situs yang lain. Psiphon mengatasi ini dengan ribuan lobang kecil yang membuka jalan agar warga Iran bisa mengakses konten yang diblok.
Jika seorang pengguna ingin melihat situs berita BBC yang diblok misalnya, Psiphon memungkinkan menyambung melalui tampungan.
“Ini adalah piranti lunak kemanusiaan,” kata Rohozinski, yang baru-baru ini juga membantu membongkar jaringan cyber-spionase yang sebagian besar berpangkalan di China. Cyber-spionase ini telah menginfiltrasi komputer pemerintah dan pribadi di seluruh dunia.
Jaringan, yang dikenal sebagai GhistNet itu, menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menembus sistem informasi sensitif di kantor-kantor politik tinggi, ekonomi dan media. (Althaf/inilah/arrahmah.com)