DAMASKUS (Arrahmah.com) – Hampir 13.000 orang Suriah, termasuk 108 anak-anak, telah disiksa sampai mati di penjara rezim sejak konflik dimulai pada Maret 2011, ungkap sebuah kelompok pemantau, pada Jum’at (13/3/2015).
Menurut AFP, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa korban termuda dari k 12,751 korban adalah seorang anak berusia 12 tahun.
“Beberapa keluarga mereka yang tewas akibat penyiksaan dipaksa untuk menandatangani pernyataan bahwa orang yang mereka cintai telah dibunuh oleh kelompok pemberontak,” kata Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman.
Rami mengatakan kepada AFP bahwa angka yang dikutip itu belum termasuk lebih dari 20.000 tahanan yang telah “menghilang” di penjara rezim dan yang nasibnya masih belum diketahui.
Pusat-pusat penahanan yang paling terkenal termasuk yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Intelijen dan Intelijen Militer Suriah.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa sekitar 200.000 orang telah ditangkap selama empat tahun terakhir.
Para pejabat keamanan sering membiarkan para tahanan kelaparan sampai mati, tidak memberikan obat-obatan kepada para tahanan yang sakit dan mereka menjadi korban penyiksaan psikologis, tambahnya.
Beberapa orang yang pernah mengalami penyiksaan di penjara rezim menggambarkan teknik penyiksaan yang sangat mengerikan yang dilancarkan oleh pihak penjara rezim Suriah.
Menurut laporan Human Rights Watch 2013, para pejabat keamanan Suriah memukul para tahanan dengan tongkat dan batang logam dimana para tahanan itu dalam keadaan tergantung di langit-langit.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh 21 organisasi bantuan internasional mengungkapkan bahwa perkosaan dan pelecehan seksual juga dipraktekkan di pusat penahanan rezim sebagai “metode perang”.
(ameera/arrahmah.com)