ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Ribuan umat Islam di sejumlah wilayah di Pakistan menggelar unjuk rasa bertema “Hari Kesucian Al Quran”, Jumat (7/7/2023). Aksi serupa juga digelar warga Bangladesh di berbagai kota.
Dilansir Al Jazeera (7/7), aksi di Pakistan digelar atas seruan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif untuk memprotes pembakaran Al Quran di Swedia akhir bulan lalu.
“Ketika menyangkut Al Quran, bangsa ini satu. Kita semua akan memprotes secara nasional hari ini dengan tajuk Hari Kesucian Al Quran setelah shalat Jumat,” tulis Sharif lewat akun Twitter resminya.
Di ibu kota Islamabad, sejumlah advokat menggelar unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung Pakistan. Dalam aksinya mereka membawa dan mengusung Al Quran. Sementara itu, para pendukung partai Jamaat-e-Islami Pakistan mengadakan unjuk rasa di semua kota besar negara itu, termasuk Lahore, Karachi, Peshawar, dan Quetta untuk mengecam pembakaran Al Quran.
Partai Tehreek-e-Labiak Pakistan dan para simpatisannya turut menggelar aksi serupa. Mereka menyerukan pemboikotan semua produk asal Swedia dan pemutusan hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Pemboikotan dan penangguhan relasi diplomatik harus berlangsung hingga pelaku pembakaran Al Quran di Swedia dihukum.
Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan turut menyerukan aksi protes pembakaran Al Quran. Khan lengser lewat mosi tidak percaya oleh parlemen Pakistan. Posisinya kemudian diambil alih Shehbaz Sharif pada April 2022. Sejak saat itu lahir semacam kesengitan dalam hubungan Khan dengan pemerintahan Sharif.
Di Bangladesh, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Jakob Etaat, duta besar Swedia di Dhaka, terkait pembakaran Al Quran di Swedia baru-baru ini.
Kementerian mengutuk keras tindakan tercela membakar salinan Al Qur’an di luar masjid di Stockholm, kata siaran pers dari kementerian.
Lebih dari tiga lusin partai politik Islam, termasuk Bangladesh Jamaat-e-Islami, mengadakan aksi unjuk rasa di seluruh Bangladesh untuk memprotes pembakaran Al Qur’an di Swedia.
Jamaat mengadakan protes di seluruh negeri, termasuk pawai protes di ibu kota di bawah panji Jamaat-e-Islami cabang Dhaka Metropolitan Utara dan Selatan setelah shalat Jum’at.
Selain itu, sebuah kelompok yang terdiri dari 46 partai Islam melakukan unjuk rasa lain di bawah spanduk “Sommilito Islamic Dol Somuho” di Dhaka menuntut permintaan maaf tanpa syarat dari Swedia atas pembakaran Al Quran.
Pada 28 Juni 2023 lalu, seorang imigran Irak bernama Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha.
Sebelum dibakar, Momika sempat menggunakan lembaran-lembaran Alquran yang dirobeknya untuk menyeka sepatunya. Dia bahkan meletakkan daging babi pada lembaran tersebut. Setelah itu, Momika, yang mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial, melakukan pembakaran.
(hanoum/arrahmah.id)