KAIRO (Arrahmah.com) – Mendengar penjatuhan hukuman seumur hidup bagi diktator Husni Laa Mubarak dan mantan menterinya Habib Al-Adili, nampaknya tak membuat warga Mesir puas atas keputusan tersebut. Hukuman seumur hidup dirasa masih ringan bagi diktator terguling dan antek-anteknya yang bertanggungjawab atas peristiwa berdarah pada revolusi tahun lalu.
Hal tersebut membuat warga Mesir semakin marah dan memicu protes di hampir seluruh negeri itu. Ribuan demonstran yang marah berkumpul di lapangan Tahrir, Alexandira, Suez dan kota-kota lainnya.
Tentunya, keputusan Pengadilan Mesir membebaskan Husni Laa Mubarak, kedua anak laki-lakinya dan seorang pejabat tinggi yang juga anggota Partai Buruh, Husain Salim, dalam perkara memperkaya diri dengan uang negara serta membebaskan seluruh pejabat tinggi departemen dalam negeri dari tuduhan keterlibatan dalam pembunuhan terhadap para demonstran sipil, menjadi salah satu faktor besar pemicu protes itu.
Para demonstran melanjutkan protes pada hari Ahad (3/6/2012), setelah hampir 10.000 demonstran telah berkumpul pada malam sebelumnya di tempat kelahiran revolusi rakyat Mesir 2011. Banyak para demonstran yang mendirikan tenda dan rela tidur di tempat terbuka demi melanjutkan protes.
Demonstrasi hari Ahad dimulai sejak matahari terbenam. Para demonstran melakukan long march dari berbagai daerah yang berbeda di sekitar Kairo ke lapangan Tahrir. Mereka juga berencana melakukan long march di kota-kota lain seperti Suez dan Alexandria.
Keputusan yang dianggap tak adil itu menimbulkan kekhawatiran bagi rakyat Mesir, terlebih banyak dari ‘aparat keamanan’ dari pemerintahan rezim Husni Laa Mubarak masih berada ditempat. (siraaj/arrahmah.com)