BAMAKO (Arrahmah.com) – Rbuan orang berunjuk rasa di ibu kota Mali, Bamako, untuk memprotes kegagalan Presiden Ibrahim Boubacar Keita untuk membendung gelombang kekerasan antara komunitas di negara itu.
Demonstrasi pada Jum’at (5/4/2019) diseru oleh para pemuka agama Islam, partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok masyarakat sipil, termasuk organisasi yang mewakili komunitas penggembala Fulani yang mayoritas Muslim, lansir Al Jazeera.
Penyelenggara mengatakan 15.000 orang menjadi bagian dari pawai dan doa bersama, yang dilakukan dua minggu setelah pembantaian terhadap Muslim di desa Fulani di Ogossagou, dekat kota Mopti, Mali tengah.
Pembunuhan brutal di Ogossagou, yang meninggalkan banyak korban wanita dan anak-anak yang tubuhnya hangus terbakar di rumah mereka, mengejutkan warga yang semakin frustasi dengan kegagalan pasukan pemerintah untuk melindungi mereka dari serangan kelompok bersenjata.
Pembantaian pada 23 Maret diduga dilakukan oleh kelompok etnis Dogon -komunitas berburu dan bertani- yang memiliki sejarah panjang terlibat ketegangan dengan Fulani yang nomaden.
Keita yang dikenal dengan sebutan IBK merespon serangan terhadap Muslim Fulani dengan memecat dan mengganti dua jenderal dan membubarkan kelompok main hakim sendiri. (haninmazaya/arrahmah.com)