JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Warga muslim Jalur Gaza mengadakan aksi demonstrasi besar-besaran pada Sabtu (3/11). Mereka menentang keras pernyataan presiden Mahmud Abbas yang menyatakan sebagai seorang pengungsi, ia tidak memiliki hak untuk kembali ke wilayah kelahirannya yang diduduki oleh penjajah zionis Yahudi pada 1948.
Dalam wawancara dengan TV 2 Israel, Mahmud Abbas mengatakan, “Palestina sekarang dalam pandangan saya adalah wilayah Palestina dengan batas-batas tahun 1967 dan kota Al-Quds Timur sebagai ibukotanya. Inilah Palestina dalam pandangan saya. Saya seorang pengungsi, namun saya tinggal di Ramelah. Saya meyakini Tepi Barat dan Jalur Gaza, itulah Palestina. Adapun wilayah-wilayah lainnya adalah Israel.”
Presiden Palestina kini telah habis masa kepemimpinannya. Dalam pernyataan resminya, Abbas menegaskan tidak akan kembali ke kampung halamannya yang diduduki oleh penjajah zionis Yahudi sejak 1948.
Ribuan warga muslim Gaza dipimpin oleh Hamas menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah tempat di Jalur Gaza pada Sabtu sore. Mereka membakar sejumlah foto Mahmud Abbas. Mereka mengangkat poster-poster bernada protes terhadap mantan presiden boneka penjajah Israel itu.
“Pergi kau, pengkhianat!”, “Saya warga Palestina dan Abbas tidak mewakiliku” dan “Mahmud Abbas Balfour abad 21” adalah sebagian tulisan poster yang diangkat oleh para demonstran.
Para demonstran menuntut Mahmud Abbas meminta maaf kepada bangsa Palestina dan mencabut kembali pernyataan miringnya. Mereka mengangkat poster-poster yang menunjukkan hak mereka untuk kembali ke wilayah kelahiran mereka dan penolakan mereka terhadap penjajahan zionis Yahudi.
Juru bicara Hamas, Shalih Al-Bardawil dalam orasinya di hadapan ribuan demonstran menegaskan, “Sesungguhnya orang yang melepaskan hak kembali sudah pasti harus melepaskan haknya untuk mewakili atau memimpin bangsa Palestina. Jika ia tidak mau melakukan hal itu, maka bangsa kita tidak memiliki kewajiban untuk mengakui statusnya sebagai wakilnya, kecuali setelah ia mencabur pernyataannya dan meminta maaf kepada bangsa dan gerakan perlawanan Palestina.”
Hamas juga menyerukan kepada rakyat Palestina di wilayah Tepi Barat mengadakan aksi rakyat secara luas untuk menolak kepemimpinan pemerintahan PLO-Al Fatah dan mengembalikan perjuangan rakyat Palestina ke arah yang benar.
Dalam wawancara tersebut, Mahmud Abbas juga berjanji akan mencegah meletusnya gerakan intifadhah yang ketiga. Tepi Barat dan Jalur Gaza yang merupakan wilayah “negara” Palestina saat ini merupakan “hadiah” penjajah zionis Yahudi bagi PLO dalam Perjanjian Oslo. Kedua wilayah itu hanya mewakili tak lebih dari 20 persen wilayah Palestina Islam. Sekitar 80 persen wilayah Palestina saat ini dijajah dan dijadikan negara Israel lewat perang 1948, 1956 dan 1967.
(muhib almajdi/arrahmah.com)