TEHERAN (Arrahmah.com) – Penggunaan obat adiktif metamfetamin atau biasa disebut shishe di Iran semakin meningkat pesat dan telah menjadi gaya hidup negara itu, sebagaimana dilansir oleh Delhi Daily News, Senin (8/12/2014).
Menurut statistik resmi, penggunaan metamfetamin telah melonjak begitu dahsyat dalam dekade terakhir, dan sekitar 345.000 orang Iran sekarang telah menjadi pecandu.
Penggunaan metamfetamin melonjak sebesar 128 persen antara tahun 2008 dan 2012, menurut angka yang dikumpulkan oleh Kantor PBB untuk Narkoba dan Krimimal (UNODC). Pada 2013, pemerintah Iran telah menyita seberat 3,6 ton shishe.
Seorang pejabat senior dari Kantor Pengendalian Obat Iran mengatakan tahun lalu bahwa obat tersebut dapat ditemukan di Teheran pada “kurang dari lima menit.” Sumber pemerintah mengatakan bahwa pecandu shishe di Iran sebagian besar berada di perkotaan, kelas menengah dan kaum muda. Penelitian ini juga menemukan banyak sebagian besar perempuan Iran tidak kecanduan obat adiktif itu.
“Kami benar-benar memiliki waktu yang sulit untuk meyakinkan orang bahwa ini adalah kecanduan,” kata Azaraksh Mokri, seorang psikiater yang mengajar di Tehran University of Medical Sciences dan telah telah menangani banyak kasus terkait kecanduan shishe.
Shishe mulai dikenal di Iran sekitar sepuluh tahun lalu, hadir dengan menawarkan efek yang lebih dahsyat dibanding opium yang banyak digunakan di negara itu.
Menurut para ahli, maraknya konsumsi sabu dipicu oleh pembangunan yang pesat di Iran dan gaya hidup yang cepat serta kompleks.
Menurut UNODC, awalnya sabu diimpor masuk ke Iran. Namun belakangan, shishe diproduksi secara lokal.
(ameera/arrahmah.com)