GROZNY (Arrahmah.id) — Ribuan warga Chechnya turun ke jalan-jalan ibukota pada hari Selasa (23/5/2023) untuk berunjuk rasa menentang pembakaran Al Quran yang baru-baru ini di Rusia.
Berbicara di rapat umum, seperti dilansir The Moscow Times (24/5), kepala mufti Salah Mezhiev menyebut pembakaran Al Qur’an sebagai “kejahatan terhadap Islam, terhadap kemanusiaan, toleransi, tindakan yang melampaui semua batas moral dan etika.”
Sebelumnya, polisi di kota Volgograd Rusia barat daya menahan Nikita Zhuravel (19) setelah dia diduga membakar salinan Al Quran di depan masjid kota pada akhir pekan.
Kasus kriminal Zhuravel yag menghina perasaan penganut agama Islam ini telah diserahkan kepada penyelidik Chechnya.
Namun sejumlah pengacara dan aktivis telah memperingatkan bahwa keputusan untuk mentransfer kasus Zhuravel ke penyelidik Chechnya menempatkannya pada risiko penyiksaan atau bahkan kematian.
Menurut Komite Investigasi Rusia, Zhuravel mengaku telah bertindak dengan imbalan pembayaran 10.000 rubel ($125) dari badan keamanan Ukraina. (hanoum/arrahmah.id)