BOJONEGORO (Arrahmah.com) – Demi menolak bangkitnya komunis lewat komunisme gaya baru (KGB) warga Bojonegoro menggelar apal siaga, ikrar dan membubuhkan tanda tangan pada bendera merah putih yang dibentangkan
Diikutip dari Eksposa.com, ribuan warga Bojonegoro, Jawa Timur, berkumpul di Alun-alun Kota Bojinegoro, Rabu (12/8/2015). Mereka sengaja hadir guna mengikuti Apel Siaga Gerakan Merah Putih dan Bela Negara Kabupaten Bojonegoro 2015.
Mengambil momentum HUT RI ke 70, seluruh perwakilan elemen masyarakat yang hadir diajak untuk terus mewaspadai berbagai ancaman yang dapat mengganggu stabilitas negara. Termasuk gerakan komunis maupun separatis.
Anti komunisme menjadi tema utama dalam kegiatan yang ditandai dengan pembubuhan tandatangan di bendera sepanjang 200 meter tersebut.
“Tak hanya itu, seyogyanya di bangku sekolah juga harus kembali ditanamkan rasa cinta tanah air. Kalau dulu ada namanya wawasan nusantara,” kata Setyo Hartono, Wakil Bupati Bojonegoro
Pada kesempatan itu Setyo Hartono didaulat untuk menjadi inspektur, didampingi oleh Komandan Kodim 0813 dan Kapolres Bojonegoro.
Apel siaga ini diikuti oleh pelajar, mahasiswa, beberapa instasi dan beberapa perguruan silat. Ada empat perguruan silat yang ikut dalam apel ini yaitu Pagar Nusa, Setia Hati Terate, Tapak Suci, dan Margaluyu.
Kegiatan apel merah putih ini salah satunya adalah membubuhkan tanda tangan para peserta upacara ke bendera merah putih sepanjang 200 m. Kemudian ditutup dengan aksi-aksi unjuk kebolehan dari masing-masing perguruan silat yang hadir.
Tujuan dari apel ini adalah untuk mengantisipasi bangkitnya paham komunis di Indonesia.
“Tujuan dari apel merah putih untuk mengantisapasi bangkitnya paham komunis di Indonesia. Karena sudah ada indikasi munculnya komunis, terbukti dari turunnya kedisiplinan kawula muda,” ungkap Komandan Kodim 0813 Bojonegoro, Letkol Donova Pri Pamungkas, lansir Beritabojonegoro.com.
Tindak lanjut dari apel ini menurut Donova adalah akan masuk ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi generasi muda tentang wawasan kebangsaan, bela negara, melatih baris berbaris. Karena generasi muda sekarang jarang yang mengetahui paham komunis ataupun sejarah PKI. (azm/arrahmah.com)