SAKHNIN (Arrahmah.com) – Menanggapi keputusan komite Tinggi Arab pada tahun 1948, ribuan warga Arab Palestina, berpartisipasi dalam sebuah upacara memperingati 11 tahun Al Aqsa.
Sebelas tahun lalu (tepatnya tanggal 28 Sepetember 2000) merupakan saat pecahnya Intifada setelah Perdana Menteri Israel (pada saat itu) Ariel Sharon, mengunjungi Al Aqsa di Yerusalem dengan pengawal bersenjata, dimana Ariel telah menodai situs suci dan tidak menghormati keyakinan orang Arab dan seluruh Muslim.
Aksi protes dimulai pada Sabtu (1/10/2011) malam ketika ribuan warga Arab berkumpul di Sakhnin untuk berpartisipasi dalam protes besar-besaran untuk memperingati Intifada dan kematian 13 warga Arab yang ditembak dan dibunuh oleh polisi Israel sebelas tahun lalu.
Pemimpin politik, sosial agama dan beberapa tokoh berpartisipasi dalam peringatan dan protes besar-besaran mengecam kebijakan ilegal dan rasisme yang dilakukan Israel terhadap orang-orang Arab dan Palestina.
Kepala Majelis Demokratik Nasional, Wasel Taha, kepala Komite tindak lanjut, Mohammad Zeidan, legislator Hanin Zo’by, Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Demokrat, Awad Abdul-Fattah, dan legislator Dr Jamal Zahalka, merupakan beberapa tokoh yang bergabung dalam aksi tersebut.
Para demonstran berbaris di jalan dan gang-gang Sakhnin menuju ke jalan utama dan kemudian ke lapangan yang didedikasikan untuk warga Palestina yang tewas dibunuh ketika intifada Al Aqsa dimulai sebelas tahun lalu.
Beberapa pejabat, termasuk Walikota Sakhnin, Mazin Ghanayim, dan wakilnya-walikota, Farouq Zbeidat, menyatakan bahwa “persatuan adalah masalah penting”, dan bahwa Arab dan Palestina di wilayah 1948 tidak akan pernah menerima menjadi terpinggirkan atau rela di-diskriminasi, dan bahwa mereka akan terus membela masa depan anak-anak mereka sebagai upaya yang memungkinkan mereka untuk menjalani kehidupan yang bermartabat dan layak.
Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan melaporkan bahwa skala korban dan kerusakan material yang telah meningkat selama sembilan tahun terakhir karena eskalasi militer Israel terhadap pelanggaran hak asasi manusia di wilayah yang diduduki.
Selama tahun ini, di Jalur Gaza saja IOF telah menewaskan 4.661 warga Palestina, 1060 di antaranya adalah anak-anak dan 221 wanita.
Tentara juga menghancurkan 18.862 rumah-rumah Palestina, 5.687 di antaranya hancur total, dan 13.174 dunam tanah pertanian (satu dunam sama dengan 1.000 meter persegi) telah diratakan. IOF telah menghancurkan 990 fasilitas umum, termasuk sekolah dan tempat ibadah, 2.006 fasilitas komersial, 518 perusahaan industri, dan 1.221 kendaraan. (rasularasy/arrahmah.com)