MALANG (Arrahmah.com) – Awal Ramadhan, umat Islam Malang Raya bersatu dan sepakat untuk memberantas kemaksiatan dan kemungkaran serta berusaha menegakkan syari’at Islam.
Satu hari menjelang datangnya bulan Ramadhan, BSM (Barisan Santri dan Masyarakat Muslim Malang Raya) sebagai wadah bersama Umat Islam, mengadakan Tabligh Akbar dan Tarhib Ramadhan 1433 H. Acara tersebut berlangsung pukul 09.00 sampai dengan 11.30. Start di Stadion Gajayana Malang, kemudian long march menuju Balai Kota Malang. Diakhiri sholat dzuhur berjama’ah di Masjid Ahmad Yani Malang.
Hadir dalam acara tersebut ratusan santri generasi Mujahid, Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah. Juga dari ratusan anggota hisbah JAT (Jama’ah Ansharut Tauhid) wilayah timur. Menurut Juru bicara BSM, Ustadz Abu Sholahuddin, diperkirakan sekitar 800 umat Islam yang ikut hadir, dan ditambah dengan yang terus berdatangan, seluruhnya hampir 1000 orang. “Laa Quwwata illa billah”, kata beliau.
Ustadz Muhammad Achwan, Amir binniyabah JAT, sekaligus salah satu dari 9 ustadz yang akan menyampaikan nasihatnya. Dia berpesan bahwa jika umat Islam tidak diberi hak hidup di bawah syariah, Umat Islam akan mengambil untuk penegakan syariat Islam tersebut.
“Itu adalah hak dari kaum muslimin, termasuk urusan dalam menegakkan amar makruf nahi munkar,” ucapnya
Salah satu mahasiswa, Andri, yang juga anggota Gema Salam (Gerakan Mahasiswa untuk Syari’at Islam) Malang, ikut bergabung dalam acara tersebut. “Kita ikut menyampaikan aspirasi umat Islam. Walaupun secara kuantitas kecil, tetapi kami berusaha akan tetap berkontribusi untuk tegaknya Syari’at Islam. Khusunya di Malang Raya. Apapun yang dibutuhkan, kami siap,” ungkap Andri.
Setelah acara, Amir JAT mudiriyah Malang, ustadz Winarno menyatakan bahwa ini adalah langkah awal. Untuk menjalin ukhuwah Islamiyah, dan menjelaskan kepada umat adanya tuntutan syar’i agar berjamaah di berbagai urusan dalam Islam.
“Sehingga mengangkat kemuliaan umat Islam di mata orang-orang kafir dan munafik. Usaha kita menyatukan. Dan terbentuk sebuah kekuatan,” tambah ustadz dengan tegas.
Terakhir, ia mengungkapkan hasil sementara, yakni tadzkirah ustadz Abu sudah disampaikan.
“Kita berharap tempat-tempat maksiat ditutup tidak hanya di bulan Ramadhan. Juga bagi tempat yang sudah mengantongi ijin sebaiknya saat ijinnya habis tidak dikeluarkan ijin baru lagi.
Di sela-sela kegiatan, Qoid hisbah wilayah timur JAT, Ustadz Syamsul Bahri menerangkan bahwasanya saat ini hanya menurunkan sebagian anggota hisbah saja. Mengingat di daerah lain juga mengadakan kegiatan nahi mungkar di daerahnya.
“Kami menghimbau umat islam, mari kita berantas maksiat. Karena ini adalah kewajiban kita bersama,”jelasnya.
Selain itu, Ustadz Basuki, dari FKUI (Forum Komunikasi Umat Islam) Batu, memberitahukan adanya 2 rombongan yang hadir. “Jumlahnya kami tidak mengetahui pastinya. Yang pasti, dalam urusan penegakan amar makruf nahi munkar ini, adalah kewajiban seluruh umat Islam. Tanggung jawab orang-orang beriman dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala,” jelas Ustadz ketua FKUI. (bilal/mas/arrahmah.com)