PAKISTAN (Arrahmah.com) – Ribuan rakyat Pakistan menggelar aksi demonstrasi di kota terpadat penduduknya di Karachi, Pakistan untuk mengutuk kebijakan AS dan serangan-serangan mematikan non-sanksi pesawat pembunuh massal (drone) di barat laut Pakistan.
Demonstrasi dilakukan pada hari Ahad (12/2/2012), diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan, 40 organisasi keagamaan dan partai-partai politik.
Pembicara demonstrasi menyampaikan pidato dengan keras, mendesak Pemerintah Pakistan untuk menghentikan kerjasama dengan Washington diatas bendera “Perang Melawan Teror”.
Selain itu, para pemimpin Dewan mengatakn bahwa mereka tidak akan mengizinkan Islamabad untuk membuka kembali rute yang digunakan pasukan asing untuk mengirimkan pasokan untuk pasukan pimpinan AS di Afghanistan. Lorong-lorong tertutup untuk pengiriman pasokan setelah pasukan salibis AS menewaskan 24 tentara Pakistan melalui serangan udara di dua pos pemeriksaan di perbatasan Afghanistan pada November 2011.
Para pembicara bersumpah untuk mengorbankan apapun yang diperlukan untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan dan keutuhan di negara mereka.
Para demonstran juga menuntut pembebasan dan pemulangan ilmuwan Pakistan, Dr. Aafia Siddiqui, yang dipenjara di Amerika Serikat.
Pada bulan September 2010, pengadilan di New York menghukum Dr. Aafia Siddiqui selama 86 tahun penjara dituduh bersalah telah menembaki agen FBI dan personil militer AS di sebuah kantor polisi di kota Ghazni di Afghanistan timur pada tahun 2008, ketika di bawah tekanan interogasi.
Ibu dari tiga anak itu hilang di Karachi dengan tiga anaknya pada akhir Maret 2003. Keesokan harinya, koran lokal melaporkan bahwa dia telah diculik oleh pasukan salibis AS dan didakwa dengan tuduhan “terorisme”.
Dr. Aafia kemudian diam-diam telah dipindahkan ke pangkalan AS di Bagram, di utara ibukota Afghanistan Kabul, dan disiksa selama lima tahun sebelum peristiwa 2008 yang dituduhkan. (siraaj/arrahmah.com)