MALANG (Arrahmah.com) – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengecam wacana sertifikasi ustadz dan ulama yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Jika wacana tersebut terealisasi, ribuan pesantren dan kiai siap-siap melawannya.
“Apa yang diwacanakan BNPT jelas sikap gegabah dan tidak bisa dibenarkan. Yang utama saat ini, bukan soal sertifikasi kiai atau ustadz. Tapi bagaimana cara menuntaskan gurita terorisme yang masih sering mengancam Indonesia,” jelas wakil Ketua PCNU Kabupaten Malang KH Abdul Mujib Syadzili, seperti dilansir Kompas.com, Senin (10/9).
Menurut Gus Mujib, jika ada santri atau alumni pesantren diketahui menjadi teroris, jangan kemudian menyalahkan pesantren dan kiainya. “Kalau pesantren ada tikusnya, silahkan saja tikusnya yang dibakar. Jangan lumbungnya yang dibakar dan disalahkan,” katanya.
Kalaupun ada pesantren yang diketahui nyata-nyata sarang teroris, itu hanya beberapa pesantren saja. “Jangan kemudian menuduh semua pesantren jadi sarang teroris,” katanya.
Wacana sertifikasi ustadz atau ulama itu, katanya, jelas sikap atau kebijakan yang akan memperkeruh masalah terorisme, bukan menyelesaikannya.
“Wacana sertifikasi itu akan mengerdilkan gerak-gerik kiai dan ustadz,” katanya.
Idealnya, tegas KH Abdul Muhjib, tak ada agama yang mengajarkan kekerasan, apalagi agama Islam. Dinilai tidak benar jika melakukan kekerasan atas nama agama Islam.
“Islam itu cinta akan kedamaian. Karenanya, jangan Islamnya yang disalahkan. Tapi, individunya yang melakukan kekerasan yang tidak sepenuhnya memahami Islam,” katanya.
Titel atau pangkat ustadz atau kiai itu bukan pemerintah yang memberikannya. “Tapi titel ustadz atau kiai itu diberikan oleh masyarakat. Mengapa titel ustadz dan kiai itu harus diberikan oleh BNPT? Ini kan sudah tidak benar,” tegasnya.
Gus Mujib meminta pihak BNPT harus turun ke semua pesantren yang ada di berbagai daerah di Indonesia. “Bahkan kalau perlu, harus tinggal beberapa hari di pesantren agar tahu apa yang diajarkan pesantren pada santrinya, diajari terorisme atau patriotisme? BNPT harus mengerti hal itu,” tegas pria yang akrab disapa Gus Mujib ini.
Ditanya bagaimana jika wacana sertifikasi ustadz atau kiai itu direalisasikan oleh BNPT? Dengan tegas Gus Mujib mengatakan, semua pesantren dan kiai yang ada di Malang, akan melawannya.
“NU Malang tegas menolak wacana itu. Jika sampai terealisasi, sebanyak 2.600 pesantren yang ada di Kabupaten Malang dibawah naungan NU, siap melakukan perlawanan,” tegas kiai yang juga menjabat Wakil Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kornas) Banser.
Dalam waktu dekat tambah Gus Mujib, tepatnya pada 16 September mendatang, PCNU Kabupaten Malang akan menggelar pertemuan antara PWNU Jawa Timur dan seluruh MWC NU yang ada di Kabupaten Malang.
“Salah satunya akan menyikapi wacana sertifikasi ustadz dan kiai oleh PBPT itu,” tegasnya. (bilal/arrahmah.com)