QAMISHLI (Arrahmah.id) – Ribuan orang Kurdi melakukan protes pada Ahad (27/11/2022) di kota Qamishli, Suriah, menentang serangan lintas batas Turki yang menargetkan kelompok Kurdi di timur laut negara itu, kata seorang jurnalis foto AFP.
Satu pekan yang lalu Turki memulai rentetan serangan udara terhadap zona Kurdi semi-otonom di Suriah utara dan timur laut, dan melintasi perbatasan di Irak.
Mereka juga telah mengancam serangan darat di daerah-daerah Suriah.
Serangan itu terjadi setelah pengeboman 13 November di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai 81 orang di mana Ankara menyalahkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggapnya sebagai kelompok teroris.
PKK telah melancarkan pemberontakan terhadap negara Turki sejak 1984. Turki menuduh bahwa pejuang Kurdi Suriah adalah sekutu PKK.
Kelompok Kurdi membantah terlibat dalam ledakan di Ankara.
Demonstran di Qamishli yang dikuasai Kurdi di provinsi Hasakah pada Ahad mengangkat foto orang yang tewas dalam serangan terakhir di wilayah semi-otonom itu, kata jurnalis foto AFP.
Mereka membawa bendera Kurdi di samping foto pemimpin PKK Abdullah Ocalan -dipenjara di Turki sejak 1999- dan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Mereka juga meneriakkan dukungan untuk perlawanan di “Rojava” –nama Kurdi di Suriah untuk daerah yang mereka kelola.
“Hanya keinginan rakyat Kurdi yang tersisa,” kata pengunjuk rasa Siham Sleiman (49), kepada AFP. “Tidak akan putus dan kami tetap siap. Kami tidak akan meninggalkan tanah bersejarah kami.”
Demonstran lain, Salah el-Dine Hamou (55), mengatakan: “Pesan yang ingin kami sampaikan kepada dunia adalah bahwa kami adalah korban pemberantasan.
“Berapa lama kami akan terus mati sementara negara lain menonton?”
Serangan Turki telah menewaskan sedikitnya 58 pejuang Kurdi dan tentara rezim Suriah, serta seorang jurnalis Kurdi, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan sumber yang luas di Suriah.
Militer Turki telah melakukan tiga serangan terhadap pejuang Kurdi sejak 2016 dan telah merebut wilayah di Suriah utara, yang dipegang oleh proksi Suriah yang didukung Ankara. (haninmazaya/arrahmah.id)