IDLIB (Arrahmah.com) – Ribuan warga sipil telah melarikan diri dari daerah di dan sekitar kota Idlib, mereka takut akan serangan balasan oleh rezim Nushairiyah setelah aliansi Mujahidin berhasil mengambil alih ibukota provinsi beberapa hari lalu, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Rami Abdurrahman, direktur SOHR mengatakan kepada Al Jazeera pada Senin (30/3/2015) bahwa eksodus massal terjadi di tengah antisipasi meluasnya pembalasan yang menghancurkan oleh militer rezim setelah Jaisyul Fath-aliansi tujuh faksi Mujahidin Suriah termasuk Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam-merebut kota Idlib pada Sabtu pekan lalu.
Jaisyul Fath menguasai kota yang strategis dan berlokas dekat jalan raya utama yang menghubungkan Aleppo dengan Damaskus setelah lima hari bentrokan sengit.
Damaskus dilaporkan telah mengirimkan salah satu komandan militer, Suhail al-Hassan untuk memimpin serangan yang bertujuan untuk merebut kembali Idlib dari tangan Mujahidin.
Al Jazeera yang melaporkan dari Idlib mengatakan bahwa pasukan rezim telah melancarkan serangan mematikan di kota, menghancurkan bangunan dan menyebarkan rancana teror untuk melakukan kampanye pengeboman besar.
Menurut aktivis, setidaknya 23 orang termasuk anak-anak gugur setelah tentara melakukan serangan udara di daerah pemukiman dekat rumah sakit utama di kota Idlib.
Al Jazeera juga melaporkan bahwa militer rezim Nushairiyah menggunakan senjata kimia dalam pemboman, menyebabkan banyak korban tercekik dan mencari perawatan medis, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Koordinator Uni Revolusi Suriah (SRCU), sebuah kelompok aktivis Suriah, juga mengatakan pasukan rezim menembaki kota Idlib dengan bahan peledak sarat gas klorin.
Sementara itu SOHR belum mengonfirmasi adanya serangan kimia.(haninmazaya/arrahmah.com)