TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Ribuan pemukim “Israel” berbaris menuju pos terdepan Evyatar di Tepi Barat yang ilegal pada Senin (10/4/2023) di bawah perlindungan pasukan “Israel”.
Longmarch tersebut dihadiri oleh beberapa menteri sayap kanan termasuk Itamar Ben-Gvir yang bertanggungjawab atas peningkatan tajam dalam kekerasan anti-Palestina sebagai menteri keamanan nasional, dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang baru-baru ini menyerukan penghapusan total sebuah desa Palestina.
Kepolisian perbatasan mengamankan acara tersebut, membatasi pergerakan warga Palestina dari daerah Nablus ke lembah Yordan, lapor situs berita “Israel” Haaretz.
“Pasukan pendudukan dikerahkan secara besar-besaran di jalan antara Ramallah dan Nablus hari ini,” kata Ghassan Daghlas, seorang pejabat lokal yang memantau aktivitas pemukiman di Tepi Barat utara, kepada kantor berita Palestina Wafa.
“Pos pemeriksaan di Za’tara dan Hawara menghalangi pergerakan dan memaksa kendaraan mengambil rute alternatif yang lebih panjang untuk mencapai tujuan mereka,” katanya.
Evyatar, sebuah pos terdepan yang dibangun dengan melanggar hukum internasional dan peraturan “Israel”, digusur dua tahun lalu. Ia terletak di tanah desa Palestina Yatma dan Beita.
Ini adalah pertama kalinya pasukan “Israel” mengizinkan pemukim memasuki wilayah tersebut dan mengadakan acara berskala besar.
Sekitar 140 bus juga menuju ke pemukiman liar tersebut.
Video yang dibagikan secara online menunjukkan wartawan yang meliput longmarch menjadi sasaran gas air mata oleh pasukan “Israel”, lapor Al-Jarmaq News.
“Kami tidak menyerah pada teror, tidak di Evyatar, tidak di Tel Aviv. Siapa pun yang menyerah pada teror akan menyerah di mana-mana, tetapi kami di sini untuk mengatakan – rakyat “Israel” kuat,” kata Ben-Gvir saat berpartisipasi dalam pawai.
Rakyat Palestina telah berdemonstrasi menentang pembangunan pos terdepan sejak dibangun.
Sejak pendudukan 1967, diperkirakan lebih dari 70 penduduk desa dari Beita telah dibunuh oleh pasukan “Israel”. (zarahamala/arrahmah.id)