ALEPPO (Arrahmah.com) – Ribuan warga sipil dan pejuang oposisi meninggalkan di Aleppo timur pada Kamis (15/12) di bawah kesepakatan evakuasi yang akan memungkinkan rezim Suriah untuk mengambil kontrol penuh atas kota tersebut setelah bertahun-tahun pertempuran, sementara itu sebanyak 50.000 orang masih terjebak di kota itu.
Tiga konvoi meninggalkan Aleppo membawa warga sipil yang terluka, pejuang dan keluarga merek.
Kebanyakan warga sipil pergi dengan menggunakan bus dan ambulans.
“Sekitar 3.000 warga sipil dan lebih dari 40 orang terluka, termasuk anak-anak, dibawa keluar,” ungkap kepala Komite Palang Merah (ICRC) Internasional di Suriah, Marianne Gasser, setelah dua konvoi pertama meninggalkan Aleppo.
Tidak ada yang tahu berapa banyak orang yang tersisa di timur, dan evakuasi bisa berlangsung berhari-hari, dia menambahkan.
Namun utusan PBB Staffan de Mistura mengatakan kepada wartawan di Paris pada hari Kamis bahwa sekitar 50.000 orang masih terjebak.
Kepala satuan tugas kemanusiaan yang didukung PBB untuk Suriah, Jan Egeland, mengatakan di Jenewa bahwa kebanyakan dari mereka yang dievakuasi dari Aleppo akan menuju ke kubu pejuang oposisi di provinsi Idlib, di barat laut Suriah.
Idlib sebagian besar dikendalikan oleh Jaisyul Fath, koalisi yang didominasi oleh mantan afiliasi al-Qaeda Jabhah Fath Syam dan termasuk juga kelompok Ahrar Syam dan Faylaq Syam.
Idlib sebagian besar dikendalikan oleh Jaisyul Fath, koalisi yang didominasi oleh Jabhah Fath Syam, dan termasuk juga kelompok Ahrar Syam dan Faylaq Syam.
Evakuasi datang sebulan setelah pasukan rezim Suriah dan milisi sekutunya melancarkan serangan besar untuk merebut kembali semua wilayah Aleppo.
Sebanyak 30 kendaraan menuju ke desa Syiah Fouaa dan Kafraya untuk mengevakuasi warga yang sakit dan terluka, gubernur provinsi Hama, Muhammad al-Hazouri, mengatakan kepada kantor berita SANA.
Sebuah sumber Suriah di lapangan mengatakan kepada AFP bahwa sebanyak 1.200 orang yang terluka dan orang-orang yang sakit serta keluarga mereka akan dievakuasi.
(ameera/arrahmah.com)