ISTANBUL (Arrahmah.com) – Protes pecah semalam di seluruh Turki dimana ribuan orang turun ke jalan menuntut Cina menghentikan tindakan diskriminasi terhadap Muslim, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Kamis (2/7/2015).
Para demonstran berkumpul di Istanbul, Izmir, Trabzon, Samsun, Bursa, dan 20 lokasi lainnya pada Rabu malam (1/7) menyuarakan keadilan bagi Muslim di Xinjiang.
Di beberapa tempat protes berlanjut sampai Kamis pagi.
Pawai yang digelar oleh beberapa organisasi dan asosiasi itu dimulai setelah berbuka puasa dimana orang-orang turun ke jalan, memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan.
Di Tarabya di Istanbul – rumah dari Konsulat Cina – ratusan anggota cabang pemuda yang merupakan kekuatan politik yang dominan di negara itu, Partai AK, berkumpul di luar gedung di mana mereka berbuka puasa dengan air dan bagel Turki.
Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti “neraka dunia yang panjang bagi para penyiksa“, “Diam berarti setuju, bangun dan lantangkan suaramu” dan “Kami berdiri bersama Turkestan Timur“.
Protes tersebut datang setelah adanya pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Turki pada Selasa (30/6) yang menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan bahwa Beijing telah menerapkan pelarangan puasa terhadap penduduk Muslim.
“Ini telah menjadi berita yang menyedihkan bahwa ada laporan tentang pelarangan puasa dan pemenuhan kewajiban agama lainnya bagi Uighur,” ungkap pernyataan itu.
Pada Rabu (1/7) juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bahwa pemerintahnya telah mencatat pernyataan Turki itu dan menginginkan klarifikasi.
“Semua kelompok etnis di Cina berhak atas kebebasan beragama di bawah konstitusi Cina,” kata Hua Chunying melalui seorang penerjemah.
Pada pertengahan Juni, secara luas dilaporkan bahwa Cina telah melarang puasa di bagian Xinjiang bagi anggota Partai, PNS, siswa dan guru.
Pada Kamis (2/7), Hua mengatakan bahwa Beijing sangat penting untuk mengembangkan hubungan dengan Turki.
“Kami berharap kita dapat mengembangkan hubungan bilateral, berdasarkan rasa saling menghormati satu sama lain dan kepentingan bersama,” katanya.
“Kami berharap bahwa Turki akan bekerja sama dengan kami untuk mempertahankan kelancaran hubungan bilateral.”
Protes yang digelar pada Rabu malam itu mencerminkan kepedulian warga Turki terhadap masalah Uighur.
Banyak orang Turki memandang bahwa Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang Cina – rumah bagi banyak kelompok etnis minoritas, termasuk orang Turki Uighur – sebagai Turkestan Timur.
Mereka percaya bahwa Uighur adalah di antara sejumlah suku Turki yang mendiami wilayah tersebut, dan menganggapnya sebagai bagian dari Asia Tengah, bukan Cina.
Uighur, sebuah kelompok Turki yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah mengatakan bahwa Cina melakukan kebijakan represif yang membatasi kegiatan keagamaan, perdagangan dan budaya mereka.
(ameera/arrahmah.com)