DRESDEN (Arrahmah.com) – Ribuan imigran dan warga Jerman turun ke jalan pada Sabtu (10/1/2015) untuk memprotes kelompok akar rumput sayap kanan dan gerakan anti-Islam-nya di Jerman.
Sekitar 35.000 pengunjuk rasa menghadiri pawai besar-besaran di kota timur Dresden untuk memprotes kelompok anti-Islam yang menyebut dirinya Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat, atau PEGIDA, sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency.
Demonstran Anti-Pegida memegang spanduk yang mengatakan:. “Teman saya adalah seorang Muslim,” “Dresden terbuka kepada dunia,” dan “melawan rasisme”
Walikota Orosz selama protes anti-PEGIDA mengatakan, “Kami tidak akan terpecah oleh kebencian.”
Dia juga menegaskan bahwa demonstrasi anti Islam yang diusung oleh PEGIDA menyebabkan kecemasan di seluruh dunia, PM Tillich mengatakan, “Kami mencintai kebebasan dan demokrasi, berpikiran terbuka, toleran, peduli dan solidaritas.”
“Anda tidak bisa secara obyektif berbicara dengan orang-orang, yang terpolarisasi terhadap orang asing dan memiliki fobia terhadap orang asing dan imigran dan pencari suaka,” tambahnya.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere juga bergabung dengan demonstrasi anti-PEGIDA.
Sedangkan dari kelompok PEGIDA sendiri berharap bisa mengumpulkan lebih dari 18.000 orang pada Senin besok untuk menggelar aksi setelah terjadinya serangan mematikan terhadap majalah penghina ISlam di Paris Perancis yang menewaskan 17 orang.
PEGIDA baru-baru ini menjadi berita utama di Jerman dan di luar negeri. Kelompok ini memulai protes mingguan di Dresden pada bulan Oktober dengan mengumpulkan sekitar 500 pengunjuk rasa, bahkan secara signifikan meningkatkan basis dukungannya dalam waktu tiga bulan.
PEGIDA telah mengilhami beberapa kelompok di kota-kota besar Jerman lainnya, seperti KOEGIDA di Cologne, HAGIDA di Hamburg dan BAERGIDA di Berlin.
Gerakan anti-Islam dan kelompok-kelompok anti-fasis melakukan protes di Berlin, Stuttgart, Muenster dan Hamburg.
Jerman telah menyaksikan peningkatan perasaan curiga dan negatif terhadap Muslim dalam beberapa bulan terakhir saat ekstimis sayap kanan Jerman berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari rasa takut yang berkembang tentang Islam dan Muslim.
(ameera/arrahmah.com)