SEBRENICA (Arrahmah.com) – Ribuan orang dari seluruh dunia turut berpartisipasi dalam pawai damai yang akan diselenggarakan selama tiga hari di Bosnia Herzegovina untuk memperingati 24 tahun kejadian genosida di Srebrenica.
Pawai damai tersebut dimulai dengan berjalan kaki dari kota Nezuk dekat kota Tuzla di Bosnia pada Senin (8/7/2019).
Hamdija Fejzic, presiden Dewan Organisasi Upacara Peringatan Srebrenica, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pawai damai mengenang kejadian genosida di Sebrenica telah menjadi acara internasional yang memiliki ribuan peserta dari seluruh dunia.
Fejzic menambahkan bahwa lebih dari 5.000 orang berpartisipasi dalam pawai ini setiap tahunnya.
Sementara itu, sekelompok orang dari Turki juga berpartisipasi dalam pawai damai tersebut. Kelompok itu mengatakan bahwa mereka berpartisipasi dalam rangka untuk memperingati para korban genosida dan untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan rakyat Bosnia.
Lebih dari 5.000 peserta, yang berkumpul di kota itu sejak dini hari, akan menempuh jarak total sekitar 100 kilometer (62 mil).
Perjalanan yang ditempuh dalam pawai damai tersebut diperkirakan akan berakhir di sebuah pemakaman di Potocari, sebuah desa di Bosnia-Herzegovina timur, di barat laut kota Srebrenica, di mana doa dan upacara pemakaman akan diadakan untuk korban genosida.
Peserta akan melakukan perjalanan sekitar 35 kilometer (22 mil) setiap hari untuk mencapai Potocari dalam pawai damai yang diselenggarakan untuk ketiga belas kalinya, dan akan menghabiskan malam di area hutan yang telah ditentukan.
Selama perjalanan panjang, mereka juga akan diberikan perincian tentang genosida dan diceritakan tentang kenangan para penyintas yang mengambil “Jalan Kematian”.
Jalur dari Srebrenica ke Tuzla umumnya dikenal sebagai “Jalan Kematian”.
Sejak 2005, ribuan orang telah menghadiri Mars Mira (yang berarti Pawai Damai dalam bahasa Bosnia lokal), yang mengikuti jalur hutan yang sama yang digunakan oleh orang-orang Bosnia ketika mereka melarikan diri dari genosida Srebrenica.
Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia terbunuh setelah pasukan Serbia menyerang “daerah aman” di Srebrenica pada Juli 1995, meskipun kehadiran pasukan Belanda ditugaskan untuk bertindak sebagai penjaga perdamaian internasional.
Srebrenica dikepung oleh pasukan Serbia yang berusaha merebut wilayah tersebut dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara mereka sendiri.
Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai “daerah aman” pada musim semi tahun 1993. Namun, pasukan Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic – yang sekarang menghadapi tuduhan genosida di Den Haag – menguasai “daerah aman” PBB dengan membantai Muslim Bosnia.
Pasukan Belanda gagal bertindak ketika pasukan Serbia menduduki daerah itu, menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak lelaki hanya dalam satu hari, yaitu pada tanggl 11 Juli.
Sekitar 15.000 orang Srebrenica melarikan diri ke pegunungan di sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membunuh 6.000 orang dari mereka di hutan. Sebanyak 6.610 korban terkubur di Memorial Genosida Srebrenica di Potocari. (rafa/arrahmah.com)