ISTANBUL (Arrahmah.id) – Gelombang massa anti-LGBTQ berkumpul pada Ahad (18/9/2022) kemarin di Istanbul, menuntut agar asosiasi LGBTQ ditutup dan kegiatan mereka dilarang, lansir AFP.
Ribuan orang tumpah ruah dalam demonstrasi yang bertajuk “The Big Family Gathering.” Kursat Mican, juru bicara penyelenggara, mengatakan mereka telah mengumpulkan lebih dari 150.000 tanda tangan untuk menuntut undang-undang baru dari parlemen Turki yang akan melarang apa yang mereka sebut propaganda LGBTQ, meliputi Netflix, media sosial, seni dan olahraga.
Hatice Muge, salah seorang peserta yang berasal dari Bursa mengatakan, “Meski hujan, orang-orang tetap datang, demi anak-anak mereka, demi generasi mendatang,” seraya mendesak pemerintah Turki untuk mengambil tindakan. “Mereka harus menyelamatkan keluarga, mereka harus menyelamatkan anak-anak dari kotoran ini.”
Kelompok unjuk rasa memegang spanduk bertuliskan: “Melindungi keluarga adalah masalah keamanan nasional.”
Parade LGBTQ tidak diizinkan di Turki sejak 2015.
Menjelang demonstrasi Ahad, penyelenggara mengedarkan video menggunakan gambar dari pawai LGBTQ Pride yang pernah diselenggarakan di Turki. Video itu dimasukkan dalam daftar iklan layanan masyarakat oleh pengawas media Turki.
Sementara itu, video dan demonstrasi tersebut memicu kecaman dari asosiasi LGBTQ dan kelompok hak asasi lainnya. Penyelenggara Istanbul Pride meminta kantor gubernur untuk melarang acara tersebut dan pihak berwenang untuk menghapus video yang beredar dengan alasan keduanya penuh kebencian.
ILGA Europe, yang bekerja untuk kesetaraan LGBTQ dalam cuitannya di Twitter menyatakan sangat prihatin dengan risiko kekerasan.
“Turki perlu menegakkan kewajiban konstitusionalnya untuk melindungi semua warganya dari kebencian dan kekerasan,” katanya.
Kantor Amnesti Internasional Turki mengatakan iklan layanan masyarakat yang mencantumkan acara tersebut melanggar prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi Turki.
Pejabat tinggi Turki menyebut para pelaku dan pendukung LGBTQ sebagai orang “cabul” yang bertujuan untuk melukai nilai-nilai keluarga tradisional. (ZarahAmala/arrahmah.id)