TASHKENT (Arrahmah.com) – Ribuan Muslim di Uzbekistan telah dipenjara atas tuduhan “ekstrimisme” sebagai bagian dari tindakan keras rezim terhadap Muslim yang mempraktikkan keyakinan mereka di luar Masjid yang disetujui oleh rezim, menurut laporan kelompok hak asasi manusia.
Setidaknya 12.800 orang termasuk pembela hak asasi manusia, wartawan independen dan aktivis, telah dipenjara sejak tahun 2002, Kelompok Inisiatif Independen Pembela Hak asasi mengatakan dalam sebuah laporan tahunan yang dirilis pada Kamis (7/1/2016) seperti dilansir Al Jazeera.
Sedikitnya 300 Muslim telah ditangkap dan dihukum di tahun 2015 saja, lanjut laporan.
Laporan ini didasarkan pada ribuan dokumen, laporan tangan pertama dari kelompok aktivis seluruh Uzbekistan dan wawancara dengan keluarga dan mantan narapidana yang dikumpulkan sejak 2002, kepala kelompok, Surat Ikramov mengatakan.
“Angka asli bisa sedikit lebih tinggi, tapi sama sekali tidak lebih rendah,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Negara bekas Soviet tersebut dipimpin oleh Islam Karimov yang terkenal dengan kebijakan represif dan diktator.
Pria berusia 77 tahun itu menganggap kelompok Islam dan partai politik sebagai ancaman besar bagi pemerintahan tangan besinya.
Sebagian besar Muslim yang ditahan mengalami penyiksaan dan hukuman mereka diperpanjang jika melakukan pelanggaran, ujar laporan tersebut.
Dilarang sholat
Di beberapa penjara, Muslim dilarang sholat dan membaca Al Qur’an dan dipaksa menyanyikan lagu kebangsaan Uzbekistan untuk menggantinya, ujar Ikramov yang berhasil lolos dari serangan oleh pria bertopeng pada tahun 2003.
Laporan itu mengatakan keyakinan memicu serangkaian pengangkapan, interogasi, dan lebih lanjut menyerang keluarga, tetangga, teman dan mitra bisnis..
Pemerintahan Karimov tidak menolerir oposisi politik dan menumpas kelompok hak asasi manusia dan media independen, kata laporan tersebut.
Penangkapan besar-besaran terhadap Muslim dimulai pada akhir 1990-an setelah upaya pembunuhan terhadap Karimov, dan kian intensif di tahun 2005 setelah pasukan rezim menewaskan ratusan demonstran Muslim di kota Andijan. (haninmazaya/arrahmah.com)