ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Puluhan ribu orang di Pakistan, yang merupakan pendukung oposisi, berunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Imran Khan mengundurkan diri dan mengkritik peran militer dalam politik. Ribuan demonstran turun ke jalan melanggar pembatasan terkait virus Covid-19.
Aliansi 11 partai oposisi, yang dikenal sebagai Gerakan Demokratik Pakistan, berdemonstrasi di pusat kota Lahore pada Ahad (13/12/2020), sebagai puncak dari fase pertama unjuk rasa sebelum demo yang direncanakan di ibu kota Islamabad pada Januari untuk memperluas tekanan pada pemerintah Khan.
Partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh adalah bagian dari gerakan ini.
Inflasi dua digit, memburuknya ekonomi, pembatasan kebebasan sipil, dan sensor media sebagai alasan unjuk rasa.
Pihak oposisi menggambarkan unjuk rasa itu sebagai referendum, tetapi pemerintah bertekad untuk tetap berkuasa dan tidak menyerah di bawah tekanan.
“Ada tanda-tanda, menurut beberapa analis, bahwa ekonomi mulai pulih,” ujar wartawan Al Jazeera Kamal Hyder, dikutip dari Al Jazeera, Senin (14/12).
Pemerintah menyebut unjuk rasa sebagai lebih (dari) tipuan untuk mengalihkan perhatian dari tuduhan korupsi yang diduga dilakukan Nawaz Sharif.
Sharif yang menjabat tiga periode itu dipaksa mundur oleh Mahkamah Agung karena tuduhan korupsi pada 2017 dan dihukum serta dijatuhi hukuman penjara setahun kemudian, hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum yang dimenangkan oleh Khan.
Sejak November 2019, Sharif tinggal di Inggris setelah dia meninggalkan Pakistan dengan jaminan medis untuk menerima perawatan terkait masalah trombosit darah yang menurut dokter mengancam nyawanya.
Sharif, yang menyalahkan para jenderal dan hakim atas apa yang dia sebut sebagai tuduhan palsu, diharapkan berpidato kepada massa unjuk rasa di Lahore melalui tautan video dari London.
Pada unjuk rasa sebelumnya, dia menuduh tentara dan kepala intelijen mencurangi pemilu 2018 untuk menghalangi partainya berkuasa.
Sementara itu, PM Khan menuduh Sharif memainkan musuh regional India dengan mengkritik militer Pakistan. (Hanoum/Arrahmah.com)