JAKARTA (Arrahmah.com) – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bersama ribuan kadernya kembali mengepung Istana Negara untuk menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menuntut SBY-Boediono mundur.
“Ini kesekian kalinya kami menolak kenaikan harga BBM, Ganti sistem yang rusak dan rombak rezim boneka SBY-Boediono,” teriak orator di atas mobil komando yang terparkir di depan Istana Negara, Jalan Medan Medeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis pagi (29/3).
HTI ini menilai Rezim SBY sebagai rezim pembohong dan khianat. “Kita melihat kedustaan, kezaliman, yang dilakukan oleh penguasa Indonesia, oleh presiden SBY dan partai-partai politik pendukungnya yang mendukung kenaikan harga BBM.” tandas Ketua DPP HTI Ustadz Rahmat kurnia.
Ia menambahkan kezaliman SBY sudah terang benderang seterang matahari. Semakin ditutupi semakin terlihat. Maka sudah seharusnya kebobrokan Sistem Kapitalisme diganti Sistem Islam.
“Kezaliman SBY seperti matahari yang terang benderang. Begitu terang begitu telanjang, begitu jelas, ditutupi apaopun kita semakin melihat betapa kezaliman dan kedustaan dan penghianatan oleh mereka,” sambungnya.
tepat jam 10.00 pagi, massa HTI secara bergelombang mendatangi Istana Negara. Lima Ribu massa yang berasal dari Jabotabek membentuk barisan dari depan Istana Negara menjulur sampai ke depan gedung Mahkamah Konstitusi. Aksi dikawal ketat oleh pihak kepolisian meski aksi HTI ini adalah aksi damai.
“Lailahaillallah, khilafah janji Allah.” Teriak ribuan aktifis HTI.
Sementara itu, salah satu Ketua DPP HTI menilai pemerintah telah gagal mengelola negara.
“Syariah Islam itu satu-satunya yang bisa menyelamatkan negara, sistem kapitalisme, liberarlisme, dan sekularisme penyebab kegagalan,” ujar ustadz Rohmat S Labib.
Ustadz Rohmat menambahkan kegagalan itu tidak semata kesalahan presiden tapi kesalahan seluruh sistem pemerintahan. “Mengubahnya harus sistemik, bukan per person. Rakyat punya kekuasan mengubahnya,” imbuhnya.
Ribuan massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ini membawa beberapa spanduk diantaranya bertuliskan ‘Tolak kenaikan harga BBM’ dan ‘Tegakkan Syariah dan Khilafah’.
Tidak hanya spanduk, mereka juga mengenakan pakaian muslimin-muslimat berwarna hitam-putih ini juga membawa bendera bendera HTI yang berkibar di depan Istana. (bilal/arrahmah.com)