ANKARA (Arrahmah.com) – Ribuan orang berdemonstrasi di kota terbesar Turki pada Ahad (31/7/2017) melawan tindakan pengamanan yang telah dilberlakukan “Israel” di masjid Al Aqsha, Yerusalem, tak lama setelah “Israel” menghapus tindakan lain yang menyebabkan dua minggu demonstrasi yang berujung kekerasan di Palestina, lansir Reuters.
Aksi yang diberi nama “Pertemuan Besar Yerusalem” dan diselenggarakan oleh Partai Saadet Turki ini menarik sekitar lima ribu orang ke lapangan parade Yenikapi di tepi selatan Istanbul.
Para pendemo dibawa oleh bus dan feri dari seluruh penjuru kota, melambaikan bendera Turki dan Palestina, dan mengangkat poster di depan panggung raksasa di mana ketua partai Saadet dan perwakilan dari LSM melakukan orasi.
“Masjid Al-Aqsha adalah kehormatan kami,” seperti ditulis dalam sebuah poster.
“Anda harus tahu bahwa tidak hanya Gaza, tapi Tel Aviv juga memiliki mata di lapangan parade ini. Netanyahu merasa ketakutan,” kata Ketua Partai Saadet Temel Karamollaoglu, merujuk pada Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu.
Turki telah menentang langkah-langkah keamanan yang diberlakukan di sejumlah titik masuk kompleks masjid, dimana Presiden Tayyip Erdogan memperingatkan “Israel” bahwa mereka akan menjadi pihak yang paling menderita akibat perselisihan tersebut.
Erdogan menuduh “Israel” menimbulkan kerusakan pada “ciri khas Islam” Yerusalem. Ia mengomentari bahwa kementerian luar negeri “Israel” melakukan tindakan yang “tidak masuk akal”.
Perselisihan mengenai keamanan di kompleks masjid – di mana “Israel” memasang detektor logam di titik masuk setelah dua penjaga polisi ditembak mati bulan ini – seolah telah mengubur konflik berdarah antara “Israel” dan Palestina selama bertahun-tahun.
“Israel” merebut Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua dan kompleks suci, dalam perang Timur Tengah 1967. Otoritas Zionis ini mencaplok area tersebut dalam sebuah langkah yang belum pernah diakui secara internasional. (althaf/arrahmah.com)