Ribuan warga Desa Siring, Perumahan Tas, Kedungbendo, dan Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jatim, yang tertimpa bencana lumpur panas berunjuk rasa ke Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Selasa (22/8).
Para pengunjuk rasa menuntut tanggung jawab PT Lapindo Brantas yang dinilainya lamban menangani kasus bencana tersebut. Mereka minta bertemu langsung dengan Bupati Sidoarjo dan pimpinan PT Lapindo Brantas.
Mereka membentangkan berbagai tuntutan yang dibentangkan dalam beberapa sepanduk yang dibawa oleh ribuan pengunjuk rasa yang sebagian besar datang dengan mengendarai ratusan sepeda motor.
Tuntutan warga meminta jaminan keselamatan waga tanpa kecuali, meminta perusahanaan membeli tanah dan rumah mereka yang terendam lumpur dengan harga memadai, dan meminta ganti rugi segala harta benda yang dimiliki warga yang rusak akibat terendam lumpur.
Iring-iringan para pengunjuk rasa yang bergerak dari pasar Baru Porong –lokasi pengungsian– menuju pendopo sejak pukul 08.30 WIB itu menyebabkan lalu lintas di Jalan Raya Porong menuju Gempol dan sebaliknya macet total.
Namun sampai berita ini diturunkan kendaraan yang melalui jalan tol dari arah Surabaya- Malang dan sebaliknya lancar.
Dalam tuntutannya, warga menilai perusahaan tidak bertanggung jawab dalam menanggulangi banjir lumpur panas. Mereka juga mengecam peran Bupati Sidoarjo dan meminta Satkorlak Sidoarjo untuk tidak berkolusi dengan PT Lapindo Berantas.
Mereka menuntut perusahaan untuk segera menutup semburan lumpur dan dan gas yang semakin membersar serta bertanggung atas kerusakan lingkungan hidup di wilayah setempat serta memberikan ganti rugi tanpa perantara siapa pun.
Puluhan personel polisi membuat pagar betis di depan pintu gerbnag pendopo utuk menghadang para pengunjuk rasa yang terdiri atas anak-anak, remaja, dan orang dewasa, namun mereka melakukan unjuk rasa secara tertib, sekalipun meneriakkan beberapa yel-yel yang intinya mengumpat PT Lapindo dan Pemkab Sidoarjo.
Dalam aksinya mereka juga melakukan teatrikal yang diperankan oleh delapan orang pemuda dengan mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada, sementara tubuhnya dilumuri lumpur di sekujur yang menggambarkan kondisi masyarakt yang tertimpa bencana banjir lumpur kini dalam memprihatinkan. (media indonesia online)