RIYADH (Arrahmah.com) – Sebanyak 2.292 jamaah Somalia telah meminta perpanjangan visa haji untuk memperpanjang masa menetap mereka di Kerajaan Arab Saudi karena mereka tidak ingin terburu-buru untuk kembali ke negara asal mengingat situasi keamanan yang genting dan memburuknya situasi ekonomi, menurut laporan surat kabar Al-Watan pada Rabu (14/10/2015).
Harian tersebut mengatakan jamaah haji yang ingin tinggal kembali mewakili 31.48 persen dari total 7.280 jamaah Somalia yang melakukan ibadah haji tahun ini.
Sumber di Tawafa mengatakan permintaan oleh jamaah Somalia mungkin bisa memicu masalah antara jamaah dengan misi resmi Somali Hajj yang mewakili mereka, lansir Al Arabiya pada Kamis (15/10).
Tawafa mengatakan ini adalah masalah umum selama dua tahun terakhir di mana jamaah dari negara-negara yang tidak stabil secara politik akan memiliki keinginan untuk kembali menetap.
Namun Kepala Somali Hajj, Ahmad Luqman mengklaim pembicaraan tentang jamaah yang ingin tinggal di Kerajaan Saudi seharusnya hanya dimulai setelah berakhirnya visa haji pada 28 Oktober mendatang. Luqman mengatakan ada dua penerbangan setiap hari ke Mogadishu yang membawa 400 jamaah.
Luqman di sisi lain, mempertanyakan angka yang disebutkan oleh Tawafa dan mengatakan bahwa hanya sekitar 26 persen dari jamaah Somalia yang masih tetap di Arab Saudi dan sisanya telah diterbangkan keluar dari negara itu setelah melakukan ibadah haji.
Dia mengatakan total 7.440 jamaah asal Somalia, bukan 7.280 seperti yang dikatakan oleh Tawafa.
Menurut angka Somali Hajj, 5.450 jamaah telah meninggalkan Saudi dan hanya 1.950 jamaahyang masih tersisa.
Seorang sumber di Kementerian Haji yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa tanggung jawab kementerian terhadap jamaah akan berakhir dengan akhir musim haji pada 15 Muharram.
Dia mengatakan setelah tanggal tersebut, para jamaah berarti telah melanggar izin menetap dan akan diperlakukan sebagai orang-orang yang telah melanggar hukum kerajaan. (haninmazaya/arrahmah.com)