TRIPOLI (Arrahmah.id) — Pemerintah Libya telah mendeportasi ribuan migran asal Mesir.
Sumber keamanan Libya mengatakan bahwa sekitar 4.000 migran ditemukan selama penggerebekan terhadap penyelundup manusia menyusul bentrokan antara pasukan keamanan dan penyelundup, dan semuanya telah dideportasi.
Namun, sumber keamanan Mesir mengklarifikasi bahwa hanya sekitar 2.200 dari 4.000 migran yang ditemukan berada di Libya secara ilegal dan kemudian diusir. Sebagian besar migran adalah orang Mesir, beberapa juga warga negara Afrika lainnya.
Seperti dilansir Reuters (8/6/2023), mereka yang dideportasi dibawa ke sebuah lokasi bernama Emsaed, dekat perbatasan. Dari sana, para migran pulang dengan berjalan sekitar 2 km ke Mesir.
Libya adalah negara tujuan dan transit bagi para migran, karena peluang kerja dan lokasi geografisnya. Mayoritas berasal dari Sub-Sahara dan Afrika Utara, dengan jumlah yang lebih kecil dari Asia dan Timur Tengah.
Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) mengatakan bahwa lebih dari setengah juta migran berada di Libya, banyak di antaranya bertujuan untuk menyeberang ke Eropa dengan perahu, sementara yang lain telah mendapatkan pekerjaan dan menetap di negara kaya minyak itu.
Laporan dari Italia mengatakan jumlah orang yang melakukan perjalanan dari Libya ke Eropa telah meningkat secara signifikan tahun ini.
Maret lalu, IOM memperkirakan sekitar 300 orang tewas atau hilang dan diduga tewas setelah mencoba menyeberang melalui rute Mediterania tengah. (hanoum/arrahmah.id)