KAIRO (Arrahmah.com) – Ribuan demonstran terus berkumpul di depan kedutaan besar Israel di Kairo, pada Sabtu (27/8/2011). Pemadaman listrik juga dilaporkan di daerah tersebut, sementara ambulans disiagakan di tempat kejadian sebagai tindakan pencegahan karena kekhawatiran bentrokan yang mungkin terjadi antara para pengunjuk rasa dan Polisi Militer Mesir.
Aksi tersebut menuntut pengusiran duta besar Israel dari Kairo, untuk menghentikan ekspor gas ke Tel Aviv dan untuk membatalkan kesepakatan damai Camp David antara Mesir dan Israel. Protes dimulai pada Jumat (26/8) pagi sementara ribuan demonstran terus mengekspresikan penolakan mereka terkait normalisasi hubungan antara Israel dan Mesir.
Para pengunjuk rasa membawa bendera Mesir dan Palestina, dan diadakan sholat Jumat di Lapangan Nahda, di depan kedutaan besar Israel, dan di Jembatan Universitas.
Mereka menyatakan bahwa duta besar Israel, Yitzhak Levanon, “harus diusir keluar dari Mesir”, dan bahwa Duta Besar Mesir di Tel Aviv harus ingat tentang kematian tentara Mesir yang tewas pekan lalu akibat tembakan Israel di seberang perbatasan berikut penembakan Eilat yang menyebabkan kematian delapan orang Israel.
Setelah penembakan Eilat, tentara Israel menembaki polisi perbatasan Mesir yang ditempatkan di sisi Mesir, selain itu helikopter militer Israel juga melanggar wilayah udara Mesir, meskipun pada kenyataannya petugas Mesir tidak terlibat dengan cara apapun. Dalam serangan tersebut tiga polisi perbatasan Mesir tewas.
Di Kairo, pengamat Mesir menyatakan bahwa semua rakyat bersatu dalam tuntutan mereka untuk mengusir duta besar Israel.
Polisi Mesir mengerahkan enam kendaraan lapis baja di depan kedutaan, dan tiga lagi kendaraan di dekat Kedutaan Saudi di daerah tersebut, sementara puluhan tentara dikerahkan di sekitar gedung-gedung. (rasularasy/arrahmah.com)