MOSKOW (Arrahmah.com) – Seorang wanita muda meledakkan dirinya pada Sabtu (17/11/2018) di dekat pos pemeriksaan polisi di ibukota Chechnya, Grozny, di Rusia selatan, tetapi tidak ada yang tewas atau cedera, kantor berita RIA melaporkan.
Polisi memintanya untuk berhenti dan menyerahkan dokumen identitas tetapi ketika dia menolak untuk mematuhi, mereka melihat dia membawa alat peledak buatan sendiri. Mereka melepaskan tembakan peringatan dan dia meledakkan perangkat itu, lansir kantor berita Interfax.
Menurut RIA, provinsi Chechnya yang dulu bergolak sebagian besar tenang dalam beberapa tahun terakhir di bawah kekuasaan tangan besi Ramzan Kadyrov setelah Moskow terlibat dua perang dengan separatis pada 1990-an dan 2000-an menyusul pecahnya Uni Soviet.
Namun, pada Agustus sekelompok orang yang diklaim ‘militan’ oleh pemerintah melancarkan serangkaian serangan terhadap sasaran polisi di Chechnya dan Daesh mengaku bertanggung jawab, tanpa memberikan bukti.
Wilayah Kaukasus Utara yang lebih luas tetap bergejolak. Radikalisme para pemuda yang dilatarbelakangi oleh minimnya lapangan kerja dan korupsi menjadi faktor yang selalu disalahkan dalam hal ini. (Althaf/arrahmah.com)