WINA (Arrahmah.com) – Untuk yang ketiga kalinya, Indonesia dan Austria mengelar dialog lintas agama (DLA) yang diselenggarakan di kota Wina dan Salzburg, Austria yang diadakan selama lima hari, yakni dari hari Senin (6/6/2011) hingga hari Jumat (10/6).
Dialog lintas agama tersebut mengusung tema “Religious Pluralism, Freedom of Religion Responsibilities of State, Society and Religious Communities” yang didalamnya membahas tanggung jawab negara, pemuka agama dan masyarakat dalam mengelola keberagaman dan kebebasan beragama, demikian ungkap Sekretaris Tiga KBRI Wina Luna Amanda Sidqi pada Selasa (7/6)
Acara pembukaan berlangsung di Akademi Diplomatik Wina (Diplomatische Akademie Wien/DA Wien) Senin dan terbuka untuk masyarakat umum.
Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Direktur DA Wien, Ny Elizabeth Bertagnoli menyampaikan sejarah singkat pendirian DA Wien dan komitmen institusi tersebut dalam mendukung kegiatan DLA antara kedua negara yang dimulai sejak tahun 2009 lalu.
Dirjen Kebijakan Budaya Kemlu Austria, Dubes Martin Eichtinger mengharapkan agar dialog lintas agama kedua negara tahun ini dapat ditempatkan dalam konteks HAM, sekaligus mengajak Indonesia bekerjasama tidak saja di tataran bilateral, namun juga di tataran multilateral dalam kerangka Alliance of Civilization .
Sementara itu, Dirjen IDP Andri Hadi menyatakan bahwa DLA telah memajukan kontak antar masyarakat (people to people contact) serta meningkatkan rasa saling menghargai dan memahami antar sesama umat beragama.
DLA antara Indonesia dan Austria telah menjadi model bagi negara lain dalam melakukan kerjasama DLA dengan Indonesia.
Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai salah satu upaya pemberdayaan kaum moderat kedua negara, yang pada akhirnya dapat menciptakan perdamaian dan harmoni antarperadaban.
Delegasi RI antara lain Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kemlu RI, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Kemenag serta tokoh agama dan akademisi .
Diantaranya Direktur Pasca-Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Prof DR. Azyumardi Azra, Romo Prof Dr Franz Magnis Suseno dari STF Dryarkara, Dr Fatimah Husein dari UIN Sunan Kalijaga/CRCS/UGM, Pendeta Lidya Kambo Tendirerung dari Sekolah Teologi Indonesia Timur dan Stephanus Harianto, jurnalis senior harian Kompas.
Selain itu, kegiatan DLA tahun ini memiliki makna penting karena merupakan bentuk implementasi dari pernyataan bersama kedua negara tanggal 9 November 2010 lalu yang ditandatangani pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Austria, Heinz Fischer ke Indonesia dengan tujuan untuk bekerjasama di area lintas agama dan budaya,.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang dilakukan untuk pertamakalinya di Wina, Austria pada bulan Mei 2009 dan DLA ke-2 di Yogyakarta, Indonesia pada bulan September 2010 lalu.
Selama lima hari, dialog diisi dengan kegiatan simposium dan diskusi kelompok ahli, pertemuan bilateral masing-masing antara wakil pemerintah dan tokoh agama dari kedua Negara. Tidak hanya itu saja, ada juga kuliah umum di berbagai universitas baik di Wina maupun Salzburg serta kunjungan ke organisasi kemanusiaan yang berafiliasikan agama serta mengunjungi rumah peribadatan.
Semoga saja, dialog tersebut memang dapat mengubah cara pandang gama lain terhadap Islam, dimana Islam bukanlah agama terorisme tetapi agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. (ans/rasularasy/arrahmah.com)