JAKARTA (Arrahmah.com) – Ada-ada saja penyanyi Indonesia yang satu ini, berniat ingin menyelesaikan konflik antara Suni dan Syi’ah yang terjadi di Sampang, Madura, Raja Dangdut Rhoma Irama jadikan lagunya untuk mendamaikan kedua belah pihak.
“Ingin konflik di Sampang cepat mereda, caranya dengar saja syair lagu terbaru di film saya,” kata Rhoma Irama di Gedung Negara Grahadi Surabaya ketika ditanya sejumlah wartawan mengenai konflik antara Suni dan Syi’ah Sampang, Rabu (4/1), seperti dilansir tempo.
Dengan suara khasnya, lantas Rhoma mengutip sepotong syair lagu berjudul Ukhuwah. “Tuhan kita sama, nabi kita sama, kiblat kita sama, sholat kita sama, puasa kita sama, zakat kita sama, haji kita sama, kenapa harus saling mengkafirkan.”
Jika kedua belah pihak (kelompok Sunni dan Syi’ah) bernyanyi dan mampu meresapi syair lagu untuk film “Sajadah Kabah” (disutradarai dan dimainkan sendiri oleh Rhoma bersama Ridho Rhoma dan Ruhut Sitompul), Rhoma yakin konflik di Sampang akan mereda dengan sendirinya.
Rhoma sendiri datang ke Surabaya dalam rangka persiapan Musyawarah Nasional Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) yang akan digelar di Garden Palace Hotel Surabaya pada 24-25 Februari 2012 mendatang.
Syi’ah bukan Islam
Apakah dengan bernyanyi Islam dan Syi’ah dapat bersatu? Jelas tentu tidak. Persatuan antara Sunni dan Syi’ah tidak mungkin terjadi. Karena antara Syi’ah dan Ahlu sunnah memiliki perbedaan seperti malam dan siang.
Kebenaran tidak mungkin disatukan dengan kebathilan. Coba kita lihat, syair Bung Rhoma yang menyatakan Syi’ah sama dengan Islam dalam hal ilah, kiblat, sholat, zakat, dan haji. Sehingga tidak dapat dikafirkan.
Wahai Bung Rhoma, apakah engkau tidak mengetahui Allah dalam pandangan Ahlus sunnah berbeda dengan Allah dalam pandangan Syi’ah. Ahlus sunnah meyakini Allah itu Maha mengetahui, akan tetapi Syi’ah meyakini Allah itu bodoh, baru mengetahui sesuatu hal ketika hal tersebut sudah terjadi (Aqidah Bada’).
Apakah engkau tidak mengetahui pula, nabi dalam pandangan Syi’ah itu berbeda dengan nabi dalam pandangan Ahlus Sunnah. Syi’ah meyakini Nabi gagal dalam menyampaikan risalah, akan tetapi Ahlus sunnah meyakini Nabi telah menyempurnakan risalah.
Apakah engkau tidak mengetahui juga, Syi’ah itu berbeda sholatnya dengan Ahlus sunnah dalam hal yang prinsip. Syi’ah wajib sholat di atas tanah Karbala yang mereka bawa selalu dalam bentuk kepingan. Jika tidak sholat di atas tanah Karbala, mereka meyakini sholatnya tidak sah.
Sesungguhnya, dikafirkan Syi’ah bukanlah oleh kelompok fundamentalis, seperti selama ini dituduhkan. Tetapi, Syiah dikafirkan oleh para ulama dan Imam Ahlus sunnah wal jama’ah.
Abu Zur’ah Ar-Razi mengatakan: “Bila Anda melihat seseorang mencela salah seorang shahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah orang tersebut adalah zindiq. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.”
Wallahu’alam bishshowab.
(bilal/arrahmah)