TUNIS (Arrahmah.com) – Rezim Tunisia melarang syaikh Hasan Al-Kattani, ulama besar Maroko, untuk memberikan ceramah di Tunisia. Beliau diinterogasi di bandara internasional Kartago, Tunisia pada Jum’at (23/11). Beberapa jam kemudian beliau langsung dipulangkan ke Maroko.
Ini adalah kali kedua syaikh Hasan Al-Kattani ditolak memasuki Tunisia dan dilarang mengisi ceramah di negara itu.
“Pagi ini seorang ulama Tunisia menghubungi saya dan memberitahukan bahwa syaikh Hasan Al-Kattani dipanggil dan diinterogasi oleh Partai Ashalah. Beliau tidak diperbolehkan memasuki Tunisia, bahkan mereka langsung memulangkannya (ke Maroko) dengan pesawat penerbangan pertama.” kata syaikh Umar bin Mas’ud Al-Hadusyi dalam akun facebooknya.
Syaikh Umar Al-Hadusyi menambahkan, “Hal ini menegaskan kembali bahwa “berhala-berhala” Bengali adalah pihak yang mengendalikan keamanan Tunisia, bukan Partai Kebangkitan (Hizbu Nahdhah). Partai Kebangkitan tidak memiliki upaya dan kekuatan apapun, selain memenjarakan ikhwan-ikhwan di sana. Hanya kepada Allah kita memohon.”
“Revolusi Tunisia telah mereka aborsi melalui Partai Kebangkitan, partai yang mati. Salah seorang perwira keamanan di bandara Kartago telah memberitahu beliau bahwa tindakan itu atas perintah Departemen Dalam Negeri.”
“Ikhwan-ikhwan di Tunisia telah menemui Luthfi Zaitun, penasehat presiden Tunisia. Luthfi mengatakan beliau akan bisa masuk Tunisia dan Luthfi mengirim surat ke petugas bandara. Namun pihak otoritas bandara menyatakan, “Tidak ada surat apapun (dari Luthfi) yang sampai kepada kami. Justru kami mendapat surat perintah untuk tidak mengizinkannya masuk.”
Syaikh Hasan Al-Kattani berangkat ke Tunisia atas undangan gerakan Anshar Syariah Tunisia yang menggelar konferensi “tiada hak menetapkan hukum kecuali bagi Allah”.
Rencananya syaikh Hasan Al-Kattani akan mengisi selama tiga hari di tiga tempat. Pada Jum’at (23/11) sore setelah shalat Ashar, beliau memberi ceramah di Auditorium Tunis. Pada Sabtu (24/11) sore setelah shalat Ashar, beliau akan memberi ceramah di masjid jamii’ Al-Fath, kota Benzart. Dan pada Ahad sore (25/11) setelah shalat Ashar, beliau dijadwalkan memberi ceramah di Hurriyyah Square, kota Madnen.
Syaikh Umar Al-Hadusyi dan Hasan Al-Kattani adalah ulama Maroko yang ditangkap dan divonis penjara dua puluh tahun akibat menanda tangani kecaman terhadap agresi militer AS dan NATO ke Afghanistan pada Oktober 2001. AS dan rezim sekuler Maroko menuduh kedua ulama kharismatik tersebut sebagai ulama senior mujahidin Al-Qaeda Biladul Maghrib.
Foto ulama-ulama kharismatik Maroko menghadiri sebuah acara aqiqah di Maroko: syaikh Umar Al-Hadusyi (kanan, gamis hitam dan surban hitam) dan Hasan Al-Kattani (kiri, gamis coklat dan sorban putih))
(muhib almajdi/arrahmah.com)