Karachi (armnews) – Polisi rezim kafir Musharaf hari Senin(5/11) menyerbu satu penerbit milik kelompok usaha koran paling laris di negeri itu.
“Polisi menyerbu kantor `Awam` di Karachi, yang merupakan anak perusahaan kelompok usaha `Jang`, setelah ada laporan mengenai pemuatan sisipan khsusus tentang keadaan darurat, yang diberlakukan Presiden Pervez Musharraf,” kata karyawan media tersebut.
“Ini serangan terhadap kebebasan pers. Mereka datang ke sini dan mengancam menutup penerbitan kami. Ini tidak terjangkau hukum,” kata redaktur harian terbit sore itu, Nazir Leghari, kepada AFP.
“Kami kadang-kadang mencetak sisipan khusus dan pada siang hari, polisi menyerbu kantor kami. Mereka bilang kami tidak boleh menerbitkan sisipan, namun sisipan itu sudah terlanjur beredar di pasaran,” katanya.
Leghari mengemukakan, korannya menyelipkan sisipan itu agar orang tetap mendapat informasi, meski Musharaf menghentikan semua saluran televisi swasta.
Seorang pejabat pemerintah di Karachi mengemukakan bahwa dalam keadaan darurat tersebut, koran “Awam” tidak boleh menerbitkan sisipan khusus apa pun dan polisi datang untuk memeriksa ada-tidaknya pelanggaran.
Musharraf memberlakukan pembatasan ketat terhadap media setelah pada Sabtu memberlakukan keadaan darurat.
Keadaan darurat atas rezim Musharaf terjadi kurang dari 3 bulan setelah rezim Bush tersebut diperangi oleh Mujahidin. Mujahidin dari seluruh dunia segera datang ke Pakistan dan memerangi Musharaf. Hal ini terjadi setelah negeri itu diumumkan menjadi medan jihad baru oleh pemimpin jihad global, Usamah bin Ladin. Sebab paling nyata yang menyebabkan diumumkannya perang melawan Musharaf adalah karena rezim tersebut telah berulang kali membunuhi para Umala, membantu Amerika memerangi Mujahidin, menghancurkan masjid-masjid dan menolak menerapkan syariat Islam.(armn/infojihad)